Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik melengkapi berkas pemeriksan dan melakukan gelar perkara pada Rabu (3/11/2021).
"Iya sudah tersangka. Ternyata barusan sudah gelar perkara langsung, digelar tadi, dipercepat, harusnya Jumat, karena memenuhi unsur (pidana)," ujar Yusri dikutip dari Kompas.com.
Bukan hanya Rachel Vennya, terdapat tiga orang lain yang juga ditetapkan tersangka, termasuk kekasihnya Salim Nauderer, Maulida Khairunnisa (manajer Rachel), dan seseorang yang membantu mereka meninggalkan kewajiban menjalani karantina.
"Satu lagi yang membantu melakukan (kabur) yaitu saudari RV, dia adalah protokol di Bandara Soekarno Hatta," kata Yusri.
Yusri menambahkan, keempat tersangka memenuhi unsur pelanggaran pasal di dalam Undang-Undang (UU) tentang Wabah dan UU kekarantinaan.
"Pasalnya sama UU karantina, itu ancamannya satu tahun penjara," jelas Yusri.
Sebelumnya Rachel Vennya telah mengakui kesalahannya di kasus pelanggaran protokol kesehatan, yaitu kabur dari karantina usai pulang dari Amerika.
Tak hanya itu, pencetus slogan Buna Berhak Bahagia itu juga meminta maaf karena perbuatannya telah membuat kegaduhan di media massa.
"Aku pulang dari Amerika dan nggak menjalani karantina seperti yang seharusnya pemerintah anjurkan. Perlakuan aku ini salah dan nggak ada pembenaran sama sekali," kata Rachel Vennya menyatakan diri di acara YouTube Boy William, Senin (18/10/2021).
Meski mengaku 100 persen salah dan akan siap terima sanksi hukumnya, Buna yang tampak pasrah dengan perbuatannya itu tetap mengklarifikasi berapa pemberitaan yang keliru soal dirinya sert beberapa yang terlibat dengan kasusnya.
Berikut adalah 5 kalrifikasi Buna Rachel Vennya, dari kasus kabur karantina di Wisma Atlet.
1. Alasan Kabur Kangen Anak...
"Alasan aku itu karena pengen ketemu sama anak-anak,... tapi itu bukan alasan yang dibenarkan sama sekali. Alasan aku itu nggak bisa diterima dan bukan alasan yang tepat," katanya hingga dipotong Boy bahwa alasannya itu malah bakal membahayakan anak-anak.
"Terlalu berpikir pendek juga sih,... harusnya emang nggak kayak gitu," katanya tetap alasan tersebut bukan pembenaran.
2. Kabur untuk Birthday Party
Narasi pemberitaan Rachel Vennya kabur dari kewajiban karantina demi merayakan ulang tahunnya bersama circle friends dan keluarga di Bali tidak dibenarkannya.
Rachel menghitung, sejak mendarat di Indonesia, 8 hari kemudian dia berangkat ke Bali dan bertemu dengan teman-temannya.
"Aku pulang 16 September, sampe di Jakarta 17 September. Harusnya karantina 17-25 September. Nah, kalo narasinya aku kabur untuk merayakan di Bali, nggak seperti itu," jelasnya.
Rachel mengaku sejak mendarat ke Indonesia, ia memang berencana pulang ke rumah dan melakukan panggilan tugas kerjasama dengan pihak travel agent yang membawanya ke Bali, kebetulan tanggalnya bertepatan dengan rangkaian hari ultahnya yang ke-26.
3. Bukan Kabur tapi Skip Quarantine
Rachel Vennya juga menolak berita soal "kabur setelah 3 hari jalani karantina di Wisma Atlet".
Klarifikasinya ini menjawab tudingan bahwa selama 3 hari itulah, Buna dan kekasihnya Salim Nauderer memanfaatkan fasilitas kamar rawat pasien Covid-19 yang diberikan pemerintah.
"Aku tidak karantina sama sekali di Wisma Atlet," ungkapnya, justru yang terjadi adalah sejak awal skip.
4. Tidak Sekamar dengan Salim Nauderer
Berita yang tersiar adalah Eachel Vennya dan Salim Nauderer menolak untuk menunjukkan surat nikah demi bisa sekamar dengan kekasihnya, selama karantina di Wisma Atlet.
Tentu jawaban skip karantina sejak hari pertama datang ke Indonesia itu juga menjelaskan Rachel Vennya soal memanfaatkan kamar bersama itu.
"Aku tidak menginap sama sekali di Wisma, ini kesalahan aku pribadi," jelasnya lagi.
5. Baru Siap Mental dan Terima Sanksi
Sebagai penutupnya, Rachel Venny juga meminta maaf berkali-kali kepada publik soal dirinya baru angkat bicara atas perbuatan buruknya itu.
Meski sejak kehebohan itu terjadi, Buna ingin segera melakukan klarifikasi rutinnya namun kali ini dia ingin lebih baik lagi.
Menurut Rachel, kali ini akan lebih baik untuk memberikan jawaban lebih dulu ke pihak terkait, seperti ke pihak pariwista, kementerian kesehatan dan pihak-pihak lain yang menangani kasusnya langsung.
"Aku malu, kak.... waktu itu aku belum ada mental untum ngomong gitu," ungkapnya.
"Aku nggak mau ada yang mencontoh kelakuan aku sekarang. Ini bukan hal yang harus dibebarkan,.... dan... aku siap menerima sanksi dan konsekuensinya yang akan terjadi ke depan, aku akan jalani itu semua," tutupnya. (*)