SonoraBangka.id – Demi menunjang pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung (Babel) yang diwujudkan melalui pengembangan Pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu menjadi pelabuhan ekspor-impor, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel menggelar rapat lanjutan pembahasan Pengerukan Alur Pelayaran Pelabuhan Belinyu, secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, di Ruang Rapat Wakil Gubernur (Wagub) Babel, belum lama ini.
Akan tetapi, rencana besar ini masih mengalami banyak kendala seperti adanya indikasi batu karang dan pasir sekitar titik MPMT 2 dan 7, yang menyebabkan belokan tajam di alur pelayaran. Begitu pula sempitnya alur akibat kedangkalan lainnya di sekitar alur, sehingga kurang menjamin keselamatan pelayaran dan menambah waktu tempuh untuk masuk ke pelabuhan.
Untuk menghilangkan batu dan pasir sehingga alur masuk pelabuhan tidak berbelok tajam/lurus, perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui alat yang akan digunakan, volume pengerukan, estimasi biaya, modeling arus, gelombang dan sedimentasi dengan project pengerukan, dan rencana dumping area yang telah disesuaikan.
“Sejauh ini, Babel masih mengalami kendala terutama terkait pengerukan alur muara pelayaran. Untuk itu, kami meminta bantuan PT Pelindo agar dapat melakukan SID ( Survey Investigasi Design ) untuk melihat gambaran dan kondisi sesungguhnya dari alur pelayaran pelabuhan Belinyu, di mana saja titik-titik yang mengalami hambatan. Selain itu, permasalahan anggaran juga menjadi kendala karena anggaran APBN Pusat yang kami harapkan tidak memungkinkan untuk digunakan tahun ini,” ujar Wagub Babel, Abdul Fatah.
Wagub mengharapkan pihak kementerian dapat mengarahkan Babel agar fokus terhadap hal-hal penting dalam penyusunan rencana aksi, modeling sedimentasi lanjutan, apa saja yang dibutuhkan, alat yang akan digunakan, serta bagaimana melaksanakannya, sehingga ada langkah maju yang harus diselesaikan Bangka Belitung.
Tidak lupa, Wagub Abdul dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas respon cepat yang ditunjukkan Kementerian Perhubungan terhadap hasil dari audiensi Gubernur Babel dengan Menteri Perhubungan perihal permasalahan pelabuhan Belinyu, yang menjadi moda transportasi laut di Bangka Belitung.
GM PT Pelindo Pangkalbalam Noval Hayin, memberi masukan dengan menanyakan tujuan akhir yang diharapkan Pemprov Babel dengan adanya pengembangan pelabuhan ini. Misalnya, kesepakatan kedalaman pengerukan alur mengingat kondisi dasar laut yang tidak merata, draf kedalaman alur yang sesuai dengan kapasitas kapal terbesar, sehingga dapat berlabuh di dermaga.
“Di sisi lain, bagaimana gambaran ke depan prospek pengembangan pelabuhan ekspor-impor produk unggulan Babel ini, penganggarannya, dan bagaimana tingkat manfaatnya ke depan terhadap kemajuan Babel. Sehingga, PT Pelindo memiliki dasar perhitungan sebagai pertanggungjawaban kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham,” jelasnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh pihak Pelindo Pusat Bidang Fasilitas Pelabuhan, Rizki, terhadap dua hal yang diajukan, yaitu studi SID pengerukan dan amdal. Pihaknya siap melakukan SID dan amdal, hanya saja pihaknya ingin agar penggunaan selanjutnya akan dapat bermanfaat secara maksimal. Pelindo meminta rencana besar dari penggunaan Pelabuhan Belinyu sebagai lokasi pelabuhan ekspor-impor secara dokumentasi kelayakan yang telah disusun.
“Kami akan melakukan SID secara bertahap, dan ini tidak akan berakhir di studi saja, melainkan pada kajian selanjutnya. Pelindo bertanggung jawab atas semua biaya yang dikeluarkan termasuk proses amdal yang menyeluruh. Kami memastikan bahwa harus ada manfaat dari pengembangan ini secara keseluruhan,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Pemprov Babel melalui Dinas Perhubungan menjelaskan, Bangka Belitung menginginkan pelabuhan dengan skala besar mengingat Babel adalah provinsi kepulauan, yang menjadi pintu masuk-keluarnya melalui udara dan laut. Terlebih Babel tidak termasuk dalam rangkaian Tol Sumatera.
Untuk itu, Babel disebut membutuhkan kapasitas kapal 12.000 DWT sehingga perlunya pendalaman. Dalam waktu dekat, hal ini untuk mengantisipasi kedatangan impor sapi dari Australia dan kedatangan kapal cruise dari luar.
Direktorat Kepelabuhanan dan tim selaku moderator menyepakati hasil rapat sementara dan menyimpulkan dua hal. Pertama, PT Pelindo menyanggupi permintaan studi SID oleh Babel, tetapi menunggu hasil kepastian rencana pengembangan Pelabuhan Belinyu. Dua, adanya kemungkinan perubahan rencana induk sehingga perlu dilakukan penyempurnaan RIP (Rencana induk pelabuhan) baru, yakni perubahan 9000 DWT menjadi 12.000 DWT. Kemudian baru melakukan proses SID bertahap.