SonoraBangka.ID - Arkeolog menemukan baju perang jaman kuno yang berbentuk seperti rompi di Yanghai, sebuah situs arkeologi di dekat kota Turfan di tepi Gurun Taklamakan, China.
Diperkirakan baju perang itu berusia 2.500 tahun. Kepala peneliti Institut Studi Asia dan Oriental dari Universitas Zurich Patrick Wertmann mengatakan baju perang itu dapat dikenakan dengan cepat tanpa bantuan orang lain.
"Ini adalah pakaian pertahanan satu ukuran yang ringan dan sangat efisien untuk banyak tentara," kata Patrick dikutip dari LiveScience, Sabtu (15/1/2022). Penemuan ini juga dipublikasikan secara online pada November 2021 di jurnal Quaternary International.
Sekitar 2.500 tahun yang lalu, ada seorang pria di barat laut China dimakamkan dengan baju besi yang terbuat dari lebih dari 5.000 sisik kulit. Desainnya terlihat seperti sisik ikan.
Wagner menjelaskan rekonstruksi pelindung tubuh mengungkapkan bahwa baju perang itu memakai 5.444 sisik kulit kecil dan 140 sisik yang lebih besar. Ia memperkirakan rompi itu terbuat dari kulit mentah sapi, yang disusun dalam baris horizontal dan dihubungkan dengan tali berbahan kulit.
Fungsi dari baju perang itu untuk melindungi bagian tubuh depan, pinggul, sisi kiri, dan punggung bawah. Wertmann mengatakan baju itu cocok dipakai siapa saja karena memiliki ukuran yang bisa disesuaikan dengan talinya.
Menurutnya, baju itu sangat pas dikenakan para pejuang dan prajurit berkuda, yang harus bergerak cepat dan mengandalkan kekuatan mereka sendiri.
Baju besi yang ditemukan di pemakaman itu hingga kini masih menjadi teka-teki, termasuk dari segi penggunanya. Arkeolog masih meneliti lebih lanjut mengenai baju tersebut.