SonoraBangka.id - Kita ketahui bahwa, pemberian vaksin booster untuk kelompok prioritas sudah mulai dilaksanakan sejak Rabu (12/01) lalu.
Setelah kelompok prioritas, masyarakat berusia minimal 18 tahun juga akan mendapat giliran untuk vaksin booster ini.
Sebagaimana diketahui, vaksin booster dibutuhkan untuk melawan paparan varian Omicron yang mulai meluas.
Vaksin booster akan diberikan minimal 6 bulan setelah suntikan kedua vaksin Covid-19.
Namun tidak semua orang mendapat suntikan vaksin booster ini.
Masyarakat yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid serta kondisi tertentu tidak akan lolos screening kesehatan.
Dengan demikian, mereka tidak akan bisa disuntuk vaksin pertama, kedua, maupun booster ini.
Selain masalah kesehatan, banyak perempuan ragu untuk mendapat vaksin ketika periode menstruasi.
Para perempuan ini khawatir dengan efek samping vaksin yang bisa lebih berat ketika menstruasi.
Benarkah demikian?
Chief Scientist dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Soumya Swaminathan menjelaskan, wanita boleh disuntik vaksin Covid-19 saat haid.
Menurut Swaminathan, hingga kini belum ada studi yang menyebutkan vaksin Covid-19 tidak boleh diberikan untuk wanita yang tengah menstruasi.
Senada dengan WHO, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga menyatakan, wanita boleh diberi vaksin Covid-19 meskipun sedang haid.
Namun, Nadia menyampaikan wanita dapat menunda vaksinasi Covid-19 jika ada masalah kesehatan.
Misalnya merasakan haidnya berat, disertai keluhan lemas, kram perut, sakit kepala, atau demam ringan.
"Kalau ada keluhan lain tentunya vaksinasi boleh ditunda sampai sakit atau nyerinya hilang," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.
Lebih lanjut, perubahan hormon saat haid ini belum terbukti secara ilmiah memengaruhi sistem daya tahan tubuh.
Nah dengan demikian, perempuan yang merasa tidak ada keluhan kesehatan berarti tidak perlu khawatir untuk disuntik vaksin Covid-19 saat haid.