SonoraBangka.id - Budak cinta atau bucin adalah istilah yang digunakan ketika seseorang mempunyai dan memberikan cinta pada pasangan tanpa logika.
Ya, mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah bucin atau budak cinta.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang lebih mengutamakan pasangan, bahkan menomorduakan kebutuhan sendiri demi kebahagiaannya.
Namun banyak ditemui kasus orang yang bucin dikecewakan oleh pasangan mereka.
Alhasil, patah hati dan air mata tak bisa terhindarkan.
Perlu diketahui, hubungan yang sehat terjalin ketika kita bisa mencintai diri sendiri dan orang lain secara seimbang.
Nah bagi Sahabat NOVA yang masih bucin berat ke pasangan, ada cara agar tidak bucin berlebihan lagi.
Cara berhenti jadi bucin ini cukup dilakukan dengan langkah sederhana.
Psikolog klinis dewasa, Inez Kristanti, M.Psi., membagikan beberapa cara berikut ini.
"Saat kamu mencintai orang lain, hubungan itu jangan sampai mengisolasimu dari interaksi dengan orang lain," katanya, dilansir dari Kompas.com.
1. Menetapkan privasi
Hubungan yang sehat itu ada batasan atau privasi, ini bukan berarti kita tidak terbuka atau menyembunyikan sesuatu dari pasangan.
"Di dalam hubungan itu kita perlu ada privasi, nggak bisa semuanya dibagikan ke orang lain karena dapat kehilangan jati diri sendiri," ujar Inez.
2. Prinsip kemitraan dan bukan kepemilikan
Pasangan adalah mitra, bukan berarti kita memiliki mereka sama seperti benda yang bisa diakui atau didominasi.
"Hubungan itu partnership, not ownership."
"Kita harus ada kontrol diri, nggak bisa memperlakukan orang lain sama seperti barang," kata Inez.
Ia melanjutkan, hubungan itu berjalan berdampingan, perlu setara, dan tidak ada yang paling menguasai atau dominan.
Jika sudah memegang prinsip tersebut, maka hubungan bisa melangkah ke arah yang lebih sehat.
3. Komunikasi yang sehat
Menurut Inez, ada tiga jenis komunikasi yang sehat yaitu clear, assertive, dan listening.
"Semua komunikasi dalam hubungan harus clear atau jelas, bukan jawaban terserah dan bukan memberikan kode-kode," ungkap Inez.
"Dalam hubungan, kita harus mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan secara jelas, tegas, dan tetap sopan," imbuhnya.
Komunikasi yang sehat ketiga adalah listening, yaitu kemampuan komunikasi saling mendengarkan perspektif pasangan tanpa menginterupsi.
"Mendengarkan adalah komunikasi yang penting, tapi sering dilupakan. Kadang kita gak butuh solusi atau saran, tapi hanya butuh didengarkan," tutur Inez.
4. Introspeksi diri
"Terkadang, kita perlu tahu kapan harus berintrospeksi diri apakah kita sendiri yang toksik, atau memang situasinya tidak bisa diubah dan kita perlu pergi," tutur Inez.
Diungkapkannya pula, contoh hubungan toksik itu seperti gaslighting (mempertanyakan realitas diri sendiri), love bombing (di awal hubungan sangat manis untuk manipulasi), co-depence (ketergantungan), dan trust issue (sulit percaya).
Apakah Anda sedang bucin saat ini?