Muncul Lagi Varian Baru Covid-19, Namanya Omicron Siluman, Ini Gejala dan Tingkat Keparahannya
Muncul Lagi Varian Baru Covid-19, Namanya Omicron Siluman, Ini Gejala dan Tingkat Keparahannya ( freepik.com)

Muncul Varian Baru Covid-19, Bernama Omicron Siluman, Berikut Gejalanya

24 Februari 2022 08:29 WIB

SONORABANGKA.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan munculnya varian baru Covid-19.

Varian baru tersebut merupakan subvarian turunan dari Omicron. Namanya Omicron siluman atau Omicron varian BA.2.

Menurut laporan dari berbagai negara, gejala Omicron siluman ini tak berbeda dari varian Omicron biasa.

Gejala Omicron pada dewasa masih didominasi oleh sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala, dan badan pegal-pegal

Varian Omicron baru ini masih mendominasi kasus positif Covid-19 di berbagai negara.

Dilansir dari Kompas.com, WHO melaporkan jika  Omicron siluman BA.2 menunjukkan sifat lebih infeksius dibandingkan varian lainnya.
Secara genetik, varian Omicron BA.1 dan BA.2 memiliki urutan yang berbeda.

Gejala Omicron tetap menunjukkan gejala yang ringan. Namun, bukan berarti virus ini tidak berbahaya.

Virus ini sangat berbahaya dan sangat menular. Nyatanya, varian Omicron terbaru ini mampu membuat lonjakan kasus Omicron di berbagai negara terus meningkat.

Dilansir dari NPR, Omicron siluman memang membuat data seolah terjadi perlambatan kenaikan kasus.

Namun, para ahli di Amerika Serikat menduga justru varian ini bakal meningkatkan kebutuhan orang terhadap respirator dan angka kematian akan kembali meningkat.
Siapa yang rentan terkena Omicron siluman?

Infeksi Omicron siluman dapat menyerang siapa saja, bahkan orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Namun, data menunjukkan bahwa orang yang sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap hanya mengalami gejala ringan saja, dibandingkan orang yang belum atau baru satu kali vaksin.

Omicron sendiri memiliki kemampuan menyerang orang yang sudah mendapatkan vaksin. Tapi Omicron siluman ini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menembus sistem imun.

Selain itu, WHO juga menambahkan bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 juga tetap bisa terkena reinfeksi. Namun, WHO meyakini jika orang yang sudah terkena Omicron BA.1 memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap infeksi subvarian Omicron siluman.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengatakan, bahwa varian Omicron merupakan variant of concern (VoC), begitu pula pada garis keturunannya.

Berdasarkan data transmisi, keparahan penyakit, infeksi ulang, diagnostik, terapi, serta efektivitas vaksin Covid-19, WHO menyampaikan bahwa subvarian BA.2 yang juga dikenal sebagai varian siluman harus terus dianggap sebagai VoC.

Dilansir dari laman resmi WHO, Selasa (22/2/2022) hal itu disampaikan Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG-VE) setelah meninjau kembali varian Omicron.

Selain itu, mereka juga menegaskan bila subvarian yang dijuluki 'siluman' ini harus terus dipantau secara intensif oleh otoritas kesehatan masyarakat di dunia.

"Varian Omicron yang menjadi perhatian saat ini merupakan varian dominan yang beredar secara global, terhitung hampir semua sekuensing yang dilaporkan ke GISAID," tulis WHO dalam keterangan resminya, dikutip dari Kompas. com. 

"Omicron terdiri dari beberapa sub keturunan, masing-masing dipantau oleh WHO dan mitra (peneliti). Subvarian yang paling umum adalah BA.1, BA.1.1, dan BA.2," tambahnya.

WHO mengungkapkan bahwa BA.2 cenderung berbeda dari BA.1 dalam urutan genetiknya, dan memiliki beberapa perbedaan asam amino dalam spike protein maupun protein lainnya.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa BA.2 memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan BA.1," ucap WHO.

Saat ini, mereka tengah melakukan riset lebih lanjut untuk mendalami karakteristik virus yang disebut 'Son of Omicron' itu. Adapun laporan awal menemukan, subvarian BA.2 ditengarai lebih menular daripada BA.1, yang saat ini tetap menjadi sub keturunan dominan.

Pihaknya pun telah mencatat terjadi penurunan kasus Covid-19 secara global, terlepas dari subvarian Omicron yang saat ini beredar luas.

Pada kesempatan ini, TAG-VE juga melihat data secara global terkait tingkat keparahan klinis dari Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark, yang memiliki tingkat kekebalan dari vaksinasi atau infeksi alami tinggi. Hasilnya, tidak ada perbedaan tingkat keparahan penyakit yang dilaporkan antara BA.2 dan BA.1.

"Bersama dengan kelompok penasihat WHO, dari berbagai negara, kami tidak melihat adanya perbedaan terkait keparahan pada BA.1 jika dibandingkan BA.2," ucap pimpinan teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove seperti dikutip dari Twitter resmi WHO, Rabu (23/2/2022).

Dia menambahkan, jika dilihat dari tingkat keparahan kedua subvarian Omicron cenderung sama, terutama pada risiko rawat inap.

"Informasi ini sangat penting, karena di banyak negara peredarannya cukup besar, baik BA.1 maupun BA.2," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Muncul Lagi Varian Baru Covid-19, Namanya Omicron Siluman, Ini Gejala dan Tingkat Keparahannya, https://bangka.tribunnews.com/2022/02/24/muncul-lagi-varian-baru-covid-19-namanya-omicron-siluman-ini-gejala-dan-tingkat-keparahannya?page=4.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm