SonoraBangka.id - Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya.
Dalam rangka International Women's Day ini, Google Indonesia menggelar inisiatif #YukBukaSuara.
Apa itu inisiatif #YukBukaSuara dari Google?
Head of Consumer Apps Marketing, Google Indonesia Fida Heyder mengatakan, inisiatif ini dilakukan untuk mengajak para perempuan untuk berani bersuara demi menemukan jati diri yang sebenarnya.
"Di International Women’s Day ini, kami ingin mengingatkan dan memberdayakan perempuan Indonesia untuk menunjukkan diri mereka sendiri dengan mencari identitas dan suara mereka, untuk mengungkapkannya melalui inisiatif yang disebut #YukBukaSuara,” kata Fida, Senin (07/03).
Fina mengatakan, inisiatif ini, secara lebih khusus, dilakukan untuk menginspirasi banyak perempuan muda.
Diharapkan, para perempuan muda bisa memahami perbedaan fakta dengan stereotipe, persepsi dengan kenyataan, dan kata orang lain dengan suara di dalam diri kita sendiri.
Bagaimana caranya?
Kata Fida, kita cukup memanfaatkan paltform mesin pencarian Google untuk mendapatkan informasi terebut.
"Mengklik tombol dan mengajukan pertanyaan ke Google dapat menghasilkan pengetahuan yang menginspirasi sudut pandang serta membuka dunia yang baru,” tambah Fida.
Sebagai informasi, laporan Google tentang “Towards Gender Equity Online” menunjukkan bahwa terdapat banyak hambatan tumpang tindih yang mencegah perempuan untuk sepenuhnya menikmati manfaat yang diciptakan internet.
Selain itu, ditemukan juga bahwa lebih sedikitnya figur perempuan inspiratif yang sesuai dengan norma dan budaya lokal.
Sedikit juga komunitas perempuan di internet yang memungkinkan mereka dengan bebas mengajukan pertanyaan yang penting namun dianggap sensitif secara sosial.
Misalnya, bagaimana menjadi ibu yang baik atau seputar kesehatan reproduksi.
Bahkan di lingkungan fisiknya, perempuan menghadapi pembatasan akses ke internet, karena anggota keluarga yang cenderung khawatir tentang paparan yang akan didapatkan.
Jika dibiarkan, hal ini dapat menimbulkan masalah yang jauh lebih besar bagi negara. Pilar kelima dalam Sustainable Development Goals menjelaskan bahwa ketidaksetaraan gender mengganggu kemampuan Indonesia untuk berkembang.
Dengan demikian, menggalakkan kesetaraan gender harus menjadi salah satu perhatian utama dari strategi pembangunan.
Kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam hal partisipasi ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan politik dapat membantu bangsa untuk benar-benar mencapai potensinya.
“Perempuan adalah pilar kekuatan bagi keluarga mereka dan masyarakat di sekitar mereka. Tapi perempuan tidak bisa hadir untuk orang lain tanpa hadir untuk diri mereka sendiri terlebih dahulu. Google selalu mendukung wanita Indonesia yang ingin meningkatkan dirinya sendiri," jelas Fida.
Selain inisatif #YukBukaSuara, Google juga memiliki beberapa program lain yang memberdayakan perempuan.
Pertama ada Bangkit, program yang mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan dan sertifikasi teknologi, di mana 30% peserta pada tahun 2021 adalah perempuan.
Ada juga Women Developer Academy yang mengajarkan keterampilan profesional teknologi bagi perempuan di Asia Tenggara.
Sementara itu, Google pun juga membantu perempuan mencapai potensi ekonomi mereka melalui program khusus, WomenWill, yang telah menyatukan 300 ribu pengusaha perempuan untuk saling menginspirasi, berbagi pengetahuan, dan belajar menggunakan alat digital untuk mengembangkan bisnis dari para ahli sejak pertama diluncurkan pada tahun 2018.