SonoraBangka.id - Akhirnya ajang balap dunia MotoGP di Sirkuit Mandalika digelar.
Ya, hal tersebut merupakan event pertama MotoGP di Indonesia setelah 25 tahun "berpuasa".
Sebelumnya event MotoGP pernah digelar di Sirkuit Sentul pada tahun 1997.
Sehingga, event MotoGP kali ini menjadi event yang dinantikan masyarakat tanah air.
Selain karena akhirnya dipercaya sebagai tuan rumah, masyarakat juga antusias melihat keindahan Sirkuit Mandalika yang terletak di tepi pantai.
MotoGP Mandalika telah rampung digelar, Minggu (20/03/22).
Semua lapisan masyarakat pun merasa puas dan senang dengan event dunia tersebut.
Namun, selama acara berlangsung, ada yang menarik perhatian khalayak, yakni hadirnya Rara Istiani seorang pawang hujan di Sirkuit Mandalika.
Ya, sebelum balap motor MotoGP dimulai, Sirkuit Mandalika tetiba diguyur hujan setelah sebelumnya cuaca begitu cerah.
Lantas, Rara Isti Wulandari yang juga seorang indigo pun melakukan "ritual" untuk membuat hujan berhenti.
Ritual yang dilakukan sang pawang hujan pun menarik perhatian salah satu rider dunia, Fabio Quartararo, pebalap dari Yamaha.
Ia bahkan menirukan hal yang dilakukan Rara Isti Wulandari dalam memberhentikan hujan.
Lalu, siapa sosok pawang hujan Sirkuit Mandalika, Rara Istiani Wulandari?
Mengutip TribunBali.com, Rara Istiani Wulandari lahir di Jayapura, 22 Oktober 1983.
Rara merupakan keturunan trah Solo-Yogyakarta.
Sejak kecil, ia sudah dekat dengan dunia spiritual lantaran kakek dan sang ayah menjadi orang kepercayaan untuk menangani setiap acara Keraton Solo.
Keahliannya menjadi pawang hujan pun sudah didapat Rara sejak kecil.
Di umur sembilan tahun, ia pernah menjadi pawang hujan untuk acara wayang.
"Umur sembilan tahun saya sudah cari uang sendiri dari acara wayang. Waktu itu saya belum menggunakan menyan untuk menjadi pawang hujan. Saya bilang ke dalangnya kalau saya bisa bantu agar tidak hujan," kisah Rara, Minggu (31/3/2019).
Dilansir Tribunnews.com, ia pernah menjadi pawang hujan di acara Opening Asian Games 2018 di Jakarta.
Rara Istiani Wulandari kemudian didapuk sebagai pawang hujan yang menjadi andalan Menteri Erick Thohir untuk mengamankan Sirkuit Mandalika dari hujan, mengingat Indonesia masih berada dalam musim penghujan.
Melansir Kompas.com, Rara Istiani Wulandari memiliki basecamp yang digunakannya untuk memantau hujan.
Basecamp tersebut terletak di bagian utara sirkuit dekat dengan pintu masuk utama yang bertuliskan 'Gerbang Hijau'.
Rara menyimpan peralatan serta sesajennya di dalam kotak yang diletakan di belakang pagar gerbang hijau.
Selain mengamankan Sirkuit Mandalika, Rara juga pernah mengawal event-event kenegaraan semasa kepemimpinan Jokowi.
"Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) dan sering mengawal event-nya Presiden Jokowi dan event kenegaraan lain."
"Bersama dengan tim ITDC dan Pak Hadi Tjahjanto sebagai koordinator lapangan melakukan modifikasi cuaca dengan kekuatan doa," tutur Rara Istiani.
Seperti yang kita ketahui bahwa sebelum gelaran MotoGP di hari pertama Kamis (17/3/2022) Sirkuit Mandalika sempat diguyur hujan.
Rara pun buka suara, dan menyebut bahwa hujan yang tak terlalu lebat kala itu sengaja ditumpahkan agar suhu aspal tak terlalu panas, di mana sebelumnya mencapai 60 derajat celcius.
Hujan kala itu juga dianggap dapat membuat suasana Sirkuit Mandalika menjadi lebih lembap.
"Kemarin (Kamis) aspal sempat dinilai sedikit panas. Suhunya mencapai 60 derajat celcius," tuturnya saat ditemui pada Jumat (18/3/2022) siang.
"Di sini, saya diminta menurunkan suhu agar lembab dan sejuk dengan sedikit hujan," katanya.
Lebih lanjut, ternyata Rara adalah salah satu paranormal yang pernah membaca kecelakaan udara yang terjadi tahun lalu yakni pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Rara mengatakan bahwa pada tanggal 31 Desember 2020 dirinya sudah menebak akan ada pesawat jatuh.
Ia bahkan telah menghubungi pihak Basarnas untuk waspada dan bersiap siaga.
Akhirnya pada tanggal 9 Januari 2021 pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dikonfirmasi jatuh di perairan kepulauan Seribu.
“Saya meramalkan itu tanggal 31 Desember 2020. Saya kemudian komunikasikan hasil ramalan itu dengan Basarnas."
"Ternyata tanggal 9 Januari sore pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan,” katanya saat ditemui di apartemennya di Denpasar, Bali, dikutip dari Tribun Bali.com.
Ia juga telah meramal sosok pilot yang akan membawa pesawat tersebut adalah sosok yang bijaksana dan dikenal baik, dan benar saja bahwa pilot yang membawa Sriwijaya Air SJ 182 adalah Kapten Afwan yang dikenal solih.
Rara bahkan telah meramal bahwa black box SJ 182 akan ditemukan 3 hari pasca kecelakaan, dan ramalannya pun terbukti.
Dimana black box tersebut berhasil ditemukan pada tanggal 12 Januari 2021.
“Saya juga meramalkan posisi black box di mana dari posisi pesawat ke kanan lurus," tutur Rara.
Diungkapkan juga olehnya bahwa tiga hari setelah pesawat jatuh akan ketemu black box-nya. Dan benar, tanggal 9 kecelakaan dan tanggal 12 ditemukan.