Adapun dalam menghitung harga keekonomian atau batas atas bulan Maret tersebut, mempertimbangkan realisasi perkembangan harga bulan sebelumnya, yaitu Februari. Padahal Februari 2022, harga minyak belum setinggi bulan ini.
Memberatkan Pertamina
Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengusulkan penghitungan ulang harga Pertamax agar sesuai dengan nilai keekonomian karena harga saat ini membebani Pertamina.
"Ini perlu dihitung ulang supaya ada keadilan. Jangan sampai Pertamina beri subsidi besar kepada mobil mewah yang pakai Pertamax," ujar Arya.
Berdasarkan hitungan Kementerian ESDM, kata dia, harga keekonomian bahan bakar RON 92 atau Pertamax adalah Rp 14.500 per liter. Sementara itu harga Pertamax kini justru dijual kisaran Rp 9.500 per liter.
Saat ini Pertamax jumlahnya 13 persen dari konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia yang umumnya dibeli oleh pemilik kendaraan mewah.
"Dengan harga BBM Pertamax Rp 9.500 ini bisa dikatakan posisinya Pertamina subsidi Pertamax. Ini jelas, artinya Pertamina subsidi mobil mewah yang pakai Pertamax," kata Arya Sinulingga.
Lebih lanjut ia menyampaikan apabila dibandingkan dengan negara lain, bahan bakar setara Pertamax harganya cukup tinggi berkisar Rp 14.000 sampai Rp 15.000 per liter.
Menurutnya, jika di Malaysia harga BBM setara Pertamax bisa lebih rendah karena memang disubsidi dengan mekanisme tertentu yang mereka miliki.
"Jadi, saat ini cukuplah ya harusnya kita ulang (harganya) jangan sampai Pertamina subsidi mobil mewah yang manfaatkan Pertamax," pungkas Arya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Sebut Harga Keekonomian Pertamax Bisa Rp 16.000 Per Liter", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/03/26/010600926/pemerintah-sebut-harga-keekonomian-pertamax-bisa-rp-16.000-per-liter?page=all#page2.