SONORABANGKA.ID - Beberapa orang menerapkan feng shui sebagai pedoman atau panduan dalam membangun rumah.
Ketika menerapkannya, feng shui dipercaya membawa keberuntungan hingga memberikan energi positif kepada pemilik dan juga penghuninya.
William K Patty, desainer interior dari Hadiprana Design yang sudah menggeluti bidang ini selama puluhan tahun mengakui, saat ini feng shui menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari profesinya itu.
"Bicara soal feng shui biasanya memang dari klien. Bahkan tak cuma rumah, untuk hotel atau restoran juga sebagian meyakini feng shui. Tapi memang mostly rumah yang pakai feng shui," kata William di Jakarta, baru-baru ini.
Seperti dilansir dari National Geographic, feng shui adalah ilmu warisan atau seni masyarakat China yang digunakan untuk menata bangunan, ruang serta benda di dalam suatu lingkungan.
Feng dalam bahasa China berarti angin atau arah, sementara shui bermakna air. Penerapan feng shui dalam membangun rumah bertujuan mencapai keselarasan serta keseimbangan guna membawa kemakmuran dan kedamaian.
Ilmu feng shui juga diketahui sudah menjadi sains kuno sejak 6.000 tahun yang lalu. Sementara, makna angin dan air dalam budaya China kerap dikaitkan dengan kesehatan serta keberuntungan.
"Sebagai profesional desainer interior. Tentu profesi kami dapat mengakomodir kebutuhan dari penghuni rumah yang ingin atau membutuhkan feng shui."
"Bahkan tak jarang, mereka (klien) juga menghubungi ahli feng shui profesional," sambung William.
Feng shui juga tidak menjadi panduan mutlak, semua itu tergantung kepercayaan masing-masing. Tetapi setidaknya bahasan soal feng shui pasti akan didiskusikan lebih dulu kepada sang pemilik rumah.
"Kami biasa menanyakan sejak awal. Jangan sampai desain udah jadi, lalu ada pantangan-pantangan dan lain sebagainya," tambah dia.
Feng shui berpengaruh pada psikologis penghuni rumah
Sebagai desainer interior, William membebaskan setiap klien-nya ketika menerapkan ilmu feng shui.
Misalnya, ada beberapa pantangan dalam feng shui untuk tidak menata pintu dan pintu dalam posisi sejajar.
Konon, tata letak seperti itu berkaitan dengan hoki, keharmonisan rumah tangga dan keadaan ekonomi yang buruk.
Akan tetapi bila dilihat dari sisi psikologis, posisi pintu sejajar dengan pintu lainnya dapat membuat si penghuni rumah atau tamu yang datang kebingungan.
"Coba kalau pintu sejajar dengan pintu lain. Kayak Lawang Sewu, begitu buka pintu, ketemu pintu lagi," paparnya.
Kemudian, ada pantangan cermin di letakkan di depan kamar tidur atau di ruang tamu begitu pintu dibuka.
Konon, cermin dipercaya sebagai benda yang dapat memantulkan energi negatif dan positif.
Ketika diletakkan di depan kasur maka dapat meningkatkan energi negatif pada penghuninya. Hal itu berdampak pada masalah gangguan tidur dan sering membuat penghuninya merasa tidak betah.
"Ketika ada cermin di depan tempat tidur. Ibaratnya saat bangun tidur itu muka kita nggak terkontrol, lalu kalau lihat cermin bisa bikin orang kaget."
Padahal menurut William, posisi cermin di mana pun bisa memberi efek meluaskan ruangan.
Namun, balik lagi soal keyakinan dan tradisi keluarga dari si pemilik rumah, mau percaya feng shui atau tidak, itu merupakan pilihan pribadi.
"Kalau soal cermin. Sebetulnya cermin itu punya efek meluaskan ruangan," tambahnya. "Kalau saya percaya feng shui karena lebih ke pertimbangan hal-hal yang sifatnya psikis bagi si penghuni rumah," sambung William.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Feng Shui Dalam Membangun Rumah, Berdampak pada Psikologis Penghuninya", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/24/145943420/feng-shui-dalam-membangun-rumah-berdampak-pada-psikologis-penghuninya?page=all#page2.