Insecure atau harga diri rendah dapat berasal dari peristiwa kehidupan berat atau pengalaman traumatis di masa lalu.
Pengalaman traumatis dapat berupa diabaikan orang tua, dibandingkan dengan teman sebaya, atau pelecehan fisik, seksual, dan verbal.
2. Anak sering dibandingkan dengan orang lain
Anak-anak bisa mengalami insecure karena sering dibandingkan dengan saudara atau teman sebaya terkait perilaku dan prestasi.
Akibatnya, anak merasa tidak percaya diri dan tidak mampu mengejar kelebihan orang lain yang dijadikan tolok ukurnya.
3. Anak sering diabaikan orang tua
Orang tua yang abai akan kasih sayang dan perhatian pada anak juga dapat memicu rasa tidak percaya diri pada anak.
Sehingga, anak merasa tidak dicintai oleh kedua orang tuanya lantaran tidak adanya waktu untuk mengasuhnya.
Contoh lainnya, ketika anak mendapatkan prestasi, orang tua justru menganggapnya remeh atau biasa-biasa saja.
Tidak adanya penghargaan atau pujian dari orang tua dapat membuat rasa insecur pada anak semakin tinggi.
4. Anak mengalami bullying
Bullying atau perundungan oleh teman sebaya atau sanak saudara dapat menurunkan harga diri anak secara signifikan.
Anak-anak merasa diasingkan dan tidak dihargai karena tidak sesuai dengan standar pelaku bullying.
Apabila topik bullying adalah kelemahan anak, mungkin mereka semakin tidak percaya diri untuk menjadi yang lebih baik lagi.
5. Terjadi pelecehan seksual, fisik, atau emosional
Anak-anak yang pernah mengalami pelecehan dapat mengembangkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Hal ini dapat menimbulkan adanya perasaan tidak dihargai, perampasan hak, dan perasaan tidak pantas untuk dicintai.
Nah akibatnya, mereka merasa takut untuk melakukan sesuatu yang baru akibat bayang-bayang trauma pelecehan pada masa lalu.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053322703/orangtua-wajib-tahu-penyebab-anak-insecure-jangan-sudutkan-mereka?page=all