Bila berkunjung ke tempat itu, teman-teman akan disambut oleh suku Marind Anim yang juga merupakan suku tuan rumah.
Suku Marind Anim ini memiliki tujuh marga besar, Gebze, Kaize, Samkakai, Ndiken, Mahuze, Balagaize, dan Basik-basik.
Menjadi suku tuan rumah di Provinsi Papua Selatan, suku ini masih memiliki kepercayaan kuat pada Dema yaitu sebutan untuk roh yang dipercaya menjelma apapun di alam.
Kepercayaan itulah yang membuat masyarakat Suku Marind Anim sangat menghargai alam yang ada di sekitarnya.
Suku Marind Anim hidup degan bercocok tanam dan berburu. Mereka senang mengonsumsi sagu dan bisa mengolahnya menjadi beragam jenis makanan.
Selain itu, ada juga Suku Asmat yang tinggal di wilayah Provinsi Papua Selatan.
Suku ini terkenal dengan berbagai ukiran kayu yang unik, dan suku ini dibagi menjadi dua, yaitu yang tinggal di pesisir pantai dan tinggal di pedalaman.
Meski masih satu suku, dengan tempat tinggal yang berbeda tentu ada banyak perbedaan dalam cara hidup hingga struktur sosial.
Suku Asmat yang tinggal di pesisir pantai ini terbagi dalam dua bagian suku, yaitu Suku Bisman yang ada di antara Sungai Sinestu dan Sungai Nin, lalu ada Suku Simai.
Kehebatan Suku Asmat adalah kemampuan membuat ukiran tanpa bantuan sketsa, bahkan membuat ukiran sudah jadi pekerjaan biasa bagi mereka.
Rumah Adat Provinsi Papua Selatan
Untuk rumah adat, ada hal unik yaitu adanya sebuah rumah bujang yang disebut gotad.
Rumah itu akan ditinggali oleh kaum lelaki sejak masa remaja sampai akhirnya menikah dan keluar.
Di sekitar rumah gotad akan ada beberapa rumah-rumah keluarga yang disebut juga dengan nama oram aha atau rumah kaum perempuan.
Ukuran rumah ini juga lebih kecil dan akan ditinggali oleh para perempuan.
Itu tadi beberapa infomrasi yang perlu teman-teman ketahui untuk mengenal provinsi baru, yaitu Provinsi Papua Selatan.
(Foto: Creative Commons/Irfantraveller)