SonoraBangka..Id - Beberapa wilayah Indonesia mengalami suhu dingin. Bahkan, sejumlah masyarakat menyampaikan bahwa suhu terasa sangat dingin terutama saat menjelang pagi hari.
Memang, beberapa waktu terakhir, suhu udara di sebagian wilayah Pulau Jawa terasa lebih dingin dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan peristiwa alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin.
Perlu diketahui, puncak musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Juli hingga September mendatang.
“Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju periode puncak musim kemarau,” kata Miming saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/7/2022).
Apa tanda puncak musim kemarau?
Miming menyampaikan, periode puncak musim kemarau ditandai oleh pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia.
Pada bulan Juli, lanjut dia, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.
“(Monsoon) bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin,” ujar Miming.
Hal tersebut mengakibatkan suhu di beberapa wilayah Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terasa lebih dingin.
Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara juga berpengaruh ke suhu dingin yang terjadi saat malam hari.
Ini dikarenakan tidak ada uap air dan air, yang menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.
Bukan itu saja, awan langit yang cenderung bersih menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang tersebut langsung dilepaskan ke atmosfer luar, sehingga membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari.
“Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari,” papar Miming.
Menurut dia, fenomena suhu udara dingin biasa terjadi setiap tahunnya, dan sejauh ini kondisi musim kemarau di Indonesia masih cukup normal.
Bahkan, suhu dingin yang terjadi berpotensi memunculkan embun es atau embun upas di Dieng maupun dataran tinggi atau wilayah penggunaan lainnya.
“Suhu dingin dikatakan ekstrem saat mencapai 3 derajat lebih rendah dari rata-rata normalnya. Karena setiap daerah memiliki nilai normal yang berbeda, ambang batas ekstrem setiap daerah juga berbeda-beda,” pungkas Mimin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suhu Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia, BMKG Ungkap Penyebabnya"
Penulis : Mela Arnani
Editor : Bestari Kumala Dewi