Menurut Dicky, kelompok yang berisiko tinggi adalah mereka yang memiliki perilaku keintiman tinggi, terutama melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan, tanpa perlindungan, dan dengan orang asing.
"Ini bukan hanya pada kelompok laki-lakinya saja. Tapi juga pada kelompok laki-laki dan perempuan," kata Dicky.
"Di wilayah Barat pada anak pun sudah ada terdeteksi. Pada wanita juga ada," jelasnya.
Artinya, kata Dicky, semua bisa berisiko terkena cacar monyet.
Dikutip dari laman Reuters (30/6/2022), WHO pernah mengungkapkan bahwa penyakit cacar monyet mulai berpindah ke kelompok yang berisiko tinggi. Mereka di antaranya, wanita hamil, orang dengan gangguan kekebalan, dan anak-anak.
Bahkan melalui laman gov.uk, otoritas di Inggris pada 19 Juli 2022 telah menyarankan agar mereka yang terinfeksi cacar monyet menghindari kontak dekat dengan kelompok tersebut.
Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia di Afrika Barat dan Tengah sekitar 1970-an Virus ini menginfeksi manusia ketika mereka memiliki kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
Disadur dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), virus monkeypox masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit yang terluka atau terbuka, saluran pernapasan, dan selaput lendir baik mata, hidung, atau mulut.
Namun, penularan pada manusia umumnya terjadi melalui kontak erat dengan droplet, cairan tubuh, atau lesi orang yang terinfeksi. Selain itu, penularan cacar monyet antarmanusia juga dapat melalui kontak tak langsung dengan benda yang telah terkontaminasi virus monkeypox.
Adapun masa inkubasi cacar monyet ini biasanya berlangsung selama 6-13 hari. Namun, ada pula yang berlangsung 5-21 hari.
Berikut adalah gejala cacar air atau monkeypox yang dihimpun WHO sejak 15 Maret 2022:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Saja Kelompok yang Rentan Terinfeksi Cacar Monyet?"
Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Inten Esti Pratiwi