Zulkfli menuturkan, pengadaan untuk bansos tersebut membuat permintaan telur ayam terus melonjak.
Apalagi, bansos baru cair setelah 3 bulan lamanya.
"Ini rapel uangnya (uang bansos) tiga bulan agak banyak, jadi ada permintaan selama lima hari mendadak, pasar kurang pasokannya."
"Biasa kalau pasokan kurang dikit, kaget, harga naik," ujar Zulhas, dilansir dari Kompas.com.
Ia menjelaskan, fakta itu ia temukan setelah bertemu dengan para perwakilan pengusaha telur.
Saat pertemuan itu, pelaku usaha meminta agar skema penyaluran bansos dibuat secara periodik agar produksi dapat mencukupi permintaan.
"Sarannya, bisa tidak bansos tiap bulan karena telur itu kan tidak bisa cepat."
"Jadi kalau bisa tiap bulan, sehingga ketika dibelanjakan tidak ada permintaan yang mendadak banyak," jelas dia.
Setelah penyaluran bansos selesai, diharapkan harga telur akan kembali turun.
Nah, dengan normalnya harga telur nanti maka bisa menaikkan lagi daya beli masyarakat.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053449019/harga-telur-ayam-bikin-menjerit-mendag-ungkap-penyebabnya?page=all