Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu dalam taklimat media, Kamis (10/2/2022). Kemenkeu memperkirakan inflasi tembus 6,8 persen akibat kenaikan harga BBM.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu dalam taklimat media, Kamis (10/2/2022). Kemenkeu memperkirakan inflasi tembus 6,8 persen akibat kenaikan harga BBM. ( KOMPAS.com)

Kompas.com Money Whats New Harga BBM Naik, Kemenkeu Perkirakan Inflasi Tembus 6,8 Persen

5 September 2022 17:21 WIB

SonoraBangka.ID - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan inflasi sepanjang 2022 mencapai 6,8 persen akibat adanya kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Proyeksi ini lebih tinggi dari target inflasi 2022 yang semula ditetapkan yakni di rentang 4,5 persen-4,8 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, kenaikan BBM per 3 September 2022 akan berdampak pada peningkatan inflasi di bulan ini sehingga mempengaruhi keseluruhan inflasi hingga akhir tahun.

Menurutnya, kenaikan harga BBM Solar, Pertalite, dan Pertamax itu bahkan diproyeksi berkontribusi sebesar 1,9 persen terhadap inflasi di tahun ini.

"Kami sudah hitung kenaikan harga BBM ini dampaknya 1,9 persen ke inflasi. Maka kisarannya (inflasi) tahun ini sekitar 6,6 persen-6,8 persen," ujar Febrio saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (5/9/2022).

Dia menyatakan pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga tingkat inflasi 2022 bisa berada di bawah 7 persen. Febrio bilang saat ini pun dari sisi pangan, pemerintah sudah berhasil mengendalikannya, sehingga laju inflasi di Agustus 2022 membaik ketimbang Juli 2022.

BPS mencatat inflasi pada Agustus 2022 sebesar 4,69 persen (year on year/yoy), lebih terkendali dari bulan sebelumnya yang mencapai 4,94 persen (yoy). Ini sejalan dengan komponen inflasi pangan atau volatile food yang sebesar 8,93 persen (yoy) di Agustus 2022, lebih terkendali dari Juli 2022 yang mencapai 11,46 persen (yoy).

Menurut Febrio, pengendalian dari sisi inflasi pangan itu dilakukan dengan menjaga suplai bahan makanan oleh tim pengendalian inflasi pusat dan daerah (TPIP-TPID). Maka, untuk ke depannya pemerintah akan berupaya untuk bisa mengendalikan inflasi agar tidak terlalu tinggi, meski adanya kenaikan BBM.

"Akhir tahun kita berusaha akan tetap jaga dengan kombinasi semuanya, bahan pangan dipastikan selalu ada, dijaga distribusinya. Ini harapannya masih bisa di bawah 7 persen untuk inflasi sampai akhir tahun," tutupnya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan menaikkan harga Pertalite menjadi sebesar Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Lalu Solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter, serta Pertamax menjadi menjadi Rp 14.500 per liter dari Rp 12.500 per liter.

Kenaikan itu dilakukan sebagai respons atas tren kenaikan harga minyak mentah dunia. Di sisi lain, konsumsi BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar ternyata 70 persen dinikmati oleh masyarakat mampu, sehingga tidak tepat sasaran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga BBM Naik, Kemenkeu Perkirakan Inflasi Tembus 6,8 Persen", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/09/05/164751726/harga-bbm-naik-kemenkeu-perkirakan-inflasi-tembus-68-persen.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm