“Saat ini sepertiga dari populasi dunia masih hidup tanpa koneksi internet. Kita mempertaruhkan warisan ketidaksetaraan digital bagi generasi berikutnya jika kita gagal memberikan akses digital yang setara kepada mereka,” tutur Johnny.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah membangun ribuan Base Transceiver Station (BTS) 4G untuk menutupi kebutuhan ribuan desa di wilayah non-komersial yang 65 persen di antaranya berada di perbatasan dan daerah terluar.
Wilayah-wilayah itu tidak tersentuh oleh operator seluler. Tidak ada penyelenggara seluler yang membangun BTS di daerah tersebut karena permintaan pasarnya rendah.
Hitung-hitungan bisnisnya rugi kalau membangun BTS di tempat-tempat tersebut. Karena itu, pemerintah Indonesia bertanggung jawab untuk membangun BTS di sana.
Selain itu, untuk memperkecil kesenjangan digital, upaya lain yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah membangun insfrastruktur satelit. Pada kuartal kedua 2023, Indonesia akan meluncurkan dua unit satelit dengan kapasitas 150 Gbps menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS).
Satelit ini akan mendukung akses internet khusus untuk lebih dari 150.000 fasilitas umum, masyarakat di daerah tertinggal, terluar, dan perbatasan Indonesia.
“Dengan inisiatif tersebut, Indonesia berharap dapat berkontribusi secara berarti pada pengurangan 2,7 miliar penduduk dunia yang belum terhubung dengan internet, khususnya di wilayah Indonesia,” ujar Menteri Johnny.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kurangi Kesenjangan Digital, Indonesia Gelar Kabel Serat Optik Sepanjang 11 Kali Keliling Bumi", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/09/27/19450047/kurangi-kesenjangan-digital-indonesia-gelar-kabel-serat-optik-sepanjang-11-kali?page=all#page2.