"Risiko kecelakaan fatal di lampu merah jauh lebih tinggi. Meski berhenti total, durasi 8 detik sekali ketiga spion mobil tetap harus di cek. Lampu rem juga jadi warning sistem agar kendaraan belakang menjaga jarak aman," ucapnya.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, respon dan antisipasi bahaya dari obyek kendaraan lain di lampu merah seharusnya di tingkatkan.
Banyak pengendara yang lengah karena sibuk membagi fokus pada hal-hal lain, seperti membalas pesan singkat atau melakukan panggilan telepon.
"Titik fokus yang harus diperhatikan saat berhenti di lampu merah ada 6 zona aman. Urut dari bagian depan, belakang, samping kanan - kiri, dan bagian atas serta bawah kendaraan," kata Jusri.
Untuk itu, kata dia, teknik aman berhenti di lampu merah, lebih baik dengan memaksimalkan penggunaan rem kaki. Konsentrasi pengemudi jadi sigap dan responsif termasuk bila lampu hijau menyala.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berhenti di Lampu Merah, Baiknya Pakai Rem Tangan atau Rem Kaki? ", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/28/133100215/berhenti-di-lampu-merah-baiknya-pakai-rem-tangan-atau-rem-kaki-?page=all#page2.