Tekanan udara dari dalam juga tidak bisa padat, struktur karet kompon ban berpeluang berubah karena celah-celah kompon ban masih kosong.
"Tekanannya tidak stabil, kompon tidak elastis dan mengeras. Di dalam ban juga seperti ada ruang kosong, dampak parah bisa terjadi jika ban berbenturan dengan benda-benda keras, bisa benjol," ucapnya.
Suhu udara angin ban 'oplosan' juga tidak stabil, pemuaian dari dalam saat berkendara membuat ban jadi cepat panas. Aan menyarankan, sebaiknya pilih jenis udara yang sesuai, hindari untuk mencampur.
Ilham Hermawan Pemilik Sarang Knalpot dan Ban Semarang menjelaskan, kandungan air yang tinggi hasil campuran angin biasa dan nitrogen meningkatkan risiko korosi pada pelek.
"Kandungan air tercipta karena kadar oksigen dalam ban semakin meningkat. Oksigen mengikat air lebih banyak dan mempercepat pembentukan karat," ucap Ilham.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bolehkan Mencampur Nitrogen dan Udara Biasa pada Ban? ", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/29/122200715/bolehkan-mencampur-nitrogen-dan-udara-biasa-pada-ban-?page=all#page2.