5. Berlatih menjadi pendengar yang aktif
Menurut American Psychological Association, mendengarkan secara aktif merupakan teknik psikoterapi di mana terapis mendengarkan klien dengan cermat, mengajukan pertanyaan sesuai kebutuhan, untuk memahami isi pesan dan kedalaman emosi orang lain.
Thestrup mengatakan bahwa teknik ini dapat membantu selama berdebat dengan pasangan.
Pasalnya cara ini dapat membuat kita fokus pada apa yang dikatakan pasangan, daripada berfokus menyampaikan bantahan.
Lakukan dengan mendengarkan pasangan dengan seksama, bahkan cobalah untuk mengulangi apa yang dia katakan.
"Ajukan pertanyaan dan dapatkan klarifikasi," kata Allan
“Cobalah untuk memperlambat dan tidak langsung memberikan bantahan,” tambah Thestrup.
6. Beri jeda jika perdebatan memanas
Allan mengatakan, jangan takut untuk mengambil jeda dan membahas konflik tersebut di lain waktu.
Sepuluh menit sebelum tidur bisa menjadi waktu yang buruk untuk mencoba menyelesaikan konflik, karena kita dan pasangan sudah lelah.
Diskusikanlah dengan pasangan kapan perdebatan ini akan dilanjutkan. Dan jika waktunya tiba, bicarakanlah konflik itu.
7. Harus diselesaikan
Tidak apa-apa untuk berhenti sejenak jika kita membutuhkan waktu istirahat atau jika kita tidak punya waktu untuk menyelesaikan masalah.
Tapi jangan tinggalkan sepenuhnya, atau masalah itu akan muncul lagi, kata Thestrup.
8. Tetap penasaran
Tanyakan pada diri sendiri: “Apa bagian saya di sini?”.
Pikirkan tentang apa yang membuat kita begitu kesal sejak awal.
Mengapa kita bisa sampai terpicu berdebat dengan pasangan?
Jika Anda dapat mengenali apa yang mengganggu, kemungkinan besar kita akan menemukan peluang untuk pertumbuhan pribadi.
Jadi, itulah beberapa cara bertengkar yang sehat dengan pasangan dalam hubungan.
Nah, jika sedang berdebat, jangan langsung kebawa emosi ya!
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053543195/kata-ahli-ini-8-cara-bertengkar-sehat-dengan-pasangan-dalam-hubungan?page=all