Banjir besar yang sempat terjadi pada 2016 silam sempat membuat aktifitas di Pangkalpinang lumpuh atau terhenti
Banjir besar yang sempat terjadi pada 2016 silam sempat membuat aktifitas di Pangkalpinang lumpuh atau terhenti ( bangkapos.com/Resha Juhari )

Walikota Akui Sulit Hilangkan Banjir , Pangkalpinang Tenggelam 2050, Ahli UBB Sebut Diksi Berlebihan!

9 November 2022 17:06 WIB

SonoraBangka.id - Penelitian yang dilakukan oleh Institute Teknologi Bandung (ITB) ke publik yang menyebutkan Pangkalpinang tenggelam pada tahun 2020 sangat mengerikan.

Hasil penelitian ini disampaikan oleh Kepala Laboratorium Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Heri Andreas.

Memang tak hanya kota Pangkalpinang tenggelam tahun 2050. Hal serupa juga terjadi di 112 Kabupaten dan Kota di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.

Sementara itu untuk di Sumatera ada dikatakannya yang bakal tenggelam yakni Pangkalpinang, Padang, Medan, Sibolga, hingga Banda Aceh.

Dosen Teknik Sipil sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Bangka Belitung (Babel), Fadillah Sabri penyebab terjadinya musibah kota tenggelam ini akibat pemanasan global.

"Karena pemanasan global, es mencair dan akan menyebabkan naiknya permukaan air laut, jika penelitian itu di landasi dengan meteodologi yang ilmiah, kita tidak bisa mengatakan tidak. Maka kita harus melakukan upaya-upaya meminimalisir hepotisis itu," katanya.

Karenanya menurut Fadillah Sabri harus ada penanganan serius untuk mengantisipasi agar kota Pangkalpinang tak tenggelam tahun 2050.

Diketahui sebagian wilayah di Pangkalpinang merupakan daerah banjir.

Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil atau yang akrab disapa Molen ini mengatakan Kelurahan Parit Lalang, Kecamatan Rangkui wilayah yang jadi langganan banjir

Wilayah yang menjadi langganan banjir lainnya yakni Kelurahan Rejosari, Kelurahan Opas Indah, Kelurahan Gedung Nasional, Kelurahan Rawa Bangun, Kelurahan Lontong Pancur, Kelurahan Bintang, Kelurahan Parit Lalang, Kelurahan Keramat, Kelurahan Air Kepala Tujuh, hingga Kelurahan Selindung

Molen yang pernah menjanjikan akan mengatasi banjir di Pangkalpinang kini mengaku angkat tangan.

“Jadi saya tidak berani secara full 100 persen (Dapat) menyelesaikan banjir, karena kami juga ada keterbatasan, jadi tidak bisa,”  ungkap Molen sapaan akrab Maulan Aklil.

Walaupun sudah angkat tangan untuk menghilangkan banjir di Pangkalpinang, Molen mengaku hanya bisa meminimalisir saja.

Ia melakukan normalisasi sungai, membersihkan saluran air agar lebih lancar.

Membangun kolam retensi Bukit Nyatoh, Gudang Padi, dan Pasar Ikan untuk menampung air.

Untuk menyedot air banjir, pemerintah Kota Pangkalpinang baru tahun ini 2022 menganggarkan pembelian pompa yakni berupa satu unit mobil pump.

“Memang banjir tidak bisa dihindari, namun bisa dipercepat air itu perginya, inilah yang kita lakukan. Dengan cara itu tadi yang bisa kami lakukan seperti itu,” kata Molen.

Belum Tentu Tenggelam

Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung, Dr. Roby Hambali menanggapi Pangkalpinang tenggelam 2050 menurutnya terlalu berlebihan.

Pengurus Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , mengatakan bila dasarnya hanya pada naiknya permukaan air laut belum bisa dijadikan acuan.

"Menurut saya ini penggunaan diksi yang agak berlebihan. Kita juga belum membaca hasil penelitian lengkapnya, apa yang menjadi parameter penelitiannya secara ditel juga belum tau. Jika hanya mengacu pada kenaikan muka air laut (sea level rise), tentu tidak dapat serta merta disimpulkan seperti itu," kata Roby Hambali kepada Bangkapos.com, Rabu (9/11/2022).

Ia menjelaskan berdasarkan Representatif Concentration Pathways (RCP2.6) yang disebutkan dalam Laporan Khusus Intergovernmental Panel on Climate Change (2022), diproyeksikan muka air laut naik antara 4-9 mm/tahun hingga tahun 2100. 

Nilai yang lebih tepat dapat diperkirakan sekitar 4,3 mm/tahun. Perkiraan ini memiliki tingkat kepercayaan sedang (medium confidence).

Selain itu, kenaikan muka air laut ini tidak seragam secara global dan bervariasi secara regional.

Diakuinya memang beberapa wilayah di Pangkalpinang menjadi langganan banjir. Akan tetapi setelah banjir tak berapa lama kemudian surut lagi.

" Jika kita mengacu pada skenario RPC2.6 tadi, maka 20 tahun lagi diprediksi akan terjadi kenaikan muka air laut sekitar 8.6 cm atau 12 cm pada thun 2050. Namun, lagi-lagi perlu kita pahami bahwa scenario itu hanya memiliki tingkat kepercayaan yang sedang (medium confidence)," kata Roby Hambali.

Ia menambahkan air pasang tertinggi di Pangkalpinang saat ini diperkirakan sekitar 2,1 meter (pada MSL 1.43 m).

"Maka pada tahun 2050 dengan skenario yang sama muka air pasang tinggi berkisar 2,22 m kenaikan yang tidak terlalu signifikan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Pangkalpinang Tenggelam 2050, Ahli UBB Sebut Diksi Berlebihan, Walikota Akui Sulit Hilangkan Banjir, https://bangka.tribunnews.com/2022/11/09/pangkalpinang-tenggelam-2050-ahli-ubb-sebut-diksi-berlebihan-walikota-akui-sulit-hilangkan-banjir?page=all.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm