Kebijakan baru Musk untuk karyawan Twitter ini bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Jack Dorsey, pendiri Twitter di awal pandemi.
Sekitar bulan Mei 2020 lalu, Twitter menjadi perusahaan teknologi pertama yang mencanangkan konsep bekerja dari jarak jauh permanen selama pandemi. Selain mewajibkan bekerja di kantor, Musk juga mengurangi "hari istirahat" di kalender karyawan Twitter.
"Hari istirahat" yang dimaksud merupakan hari libur bulanan untuk seluruh karyawan Twitter yang berlaku selama periode pandemi.
"Jalan di depan semakin terjal dan butuh kerja keras ekstra agar berhasil," tulis Musk dalam e-mail.
Dalam e-mail pertamanya untuk karyawan Twitter, Musk juga memperingatkan kondisi ekonomi global yang saat ini tidak menentu. Hal itu turut memengaruhi bisnis Twitter yang bertumpu pada iklan.
Dia mengatakan, Twitter mungkin tidak bisa bertahan dari tekanan ekonomi global saat ini tanpa pendapatan dari layanan berlangganan. Oleh karena itu, Musk ingin mengalihkan bisnis perusahaan agar setidaknya bisa menghasilkan separuh pendapatan dari layanan berlangganan.
Langkah awalnya terlihat dari rencana Twitter yang mengkomersialkan fitur akun terverifikasi (centang biru). Akun yang ingin mendapat centang biru, bisa berlangganan Twitter Blue yang dibanderol 8 dollar AS (sekitar Rp 125.000) per bulan.
Cara ini juga dinilai Musk akan membantu Twitter mengurangi ketergantungannya pada iklan sebagai sumber pendapatan utama.
Namun, orang terkaya di dunia versi majalah Forbes itu mengatakan bahwa Twitter masih akan menghasilkan pendapatan signifikan dari pengiklan.
"Tentu saja, kami masih akan sangat bergantung pada iklan, jadi saya menghabiskan waktu dengan tim penjualan dan kemitraan kami untuk memastikan bahwa Twitter terus menarik bagi pengiklan," kata Musk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Elon Musk Larang Karyawan Twitter "WFH"", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/11/11/16050067/elon-musk-larang-karyawan-twitter-wfh-?page=all#page2.