SonoraBangka.ID - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut kalau stok cadangan beras pemerintah (CBP) dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal ini terjadi akibat rendahnya serapan beras dari petani lokal karena berbagai kendala di lapangan.
Saat ini stok CBP di gudang Bulog sebanyak 651.000 ton. Jumlah tersebut kurang hampir setengahnya dari stok ideal yang harus dimiliki oleh Bulog sebanyak 1,2 juta ton.
"Kita harus cepat mengambil langkah alternatif untuk memenuhi kebutuhan ini. Karena kalau kita terlambat, di satu sisi kita sudah tahu tidak mungkin kita dalam waktu dekat bisa menyerap dalam jumlah besar. Karena barangnya selain tidak ada, harganya juga tidak memungkinkan," kata Budi Waseso dikutip dari Antara, Kamis (17/11/2022).
Oleh karena itu, menurut Buwas, sapaan akrab Budi Wasedo, perlu dilakukan langkah alternatif dengan segera untuk memenuhi target stok CBP 1,2 juta ton pada akhir tahun. Salah satunya impor beras dari luar negeri.
"Kalau kita akan mendatangkan dari luar itu juga harus secepat mungkin. Karena dari beberapa negara menutup atau tidak mengeluarkan dari produksi pertanian khususnya beras," kata Buwas.
Dia menyebut hal yang jadi pertimbangan lain apabila mengimpor beras adalah keterbatasan angkutan logistik yang berpengaruh pada kemungkinan melakukan impor.
Selain itu, meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga mempengaruhi harga beli beras dari luar negeri.
"Dengan meningkatnya nilai tukar rupiah dengan dollar, ini akan harga yang kita datangkan. Maka kalau kita terlambat mengambil langkah, mengantisipasi, maka ini juga ada kerawanan persoalan pangan khususnya beras. Karena beras mempengaruhi inflasi, mau tidak mau, kita harus menyiapkan kebutuhan pokok ini," kata Buwas.
CBP yang dimiliki Bulog merupakan beras milik negara yang penggunaannya untuk kebijakan pemerintah seperti bantuan sosial, bantuan bencana, maupun operasi pasar atau program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).
Operasi pasar yang dilakukan Bulog dengan memasok beras di pasar bertujuan untuk menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan sehingga harga beras tetap stabil.