Baru dilanjutkan memahami karakteristik transmisi kendaraan. Poin ini menentukan seperti apa perkembangan skill berkendara yang akan di evaluasi bertahap.
Khusus kelas manual, menurut Sony, teknik perpindahan transmisi dan penggunaan kopling benar-benar jadi menu wajib. Hal ini turut mengurangi risiko kecelakaan akibat kelalaian pengemudi karena materi dan skill yang belum matang.
"Teknik dasar seperti setengah kopling, perpindahan gigi, dan menyeimbangkan ritme gas, rem, dan kopling jadi parameter keberhasilan belajar. Jika dinyatakan lulus, baru naik tingkatan boleh berkendara di jalan atau masuk materi berikutnya seperti parkir dan pengereman," tuturnya.
Sementara itu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, adaptasi mengemudi mobil matik dan manual jadi fase akhir sebelum resmi diperbolehkan membawa mobil di jalan raya.
Keduanya sepintas terlihat sama, namun demikian keamanan dan keselamatan berkendara salah satunya ditentukan oleh penguasaan materi teori dan praktik yang dipelajari sebelumnya.
"Secara teori mengemudi mobil matik lebih gampang karena sebelumnya sudah terbiasa bawa manual. Adaptasi gas, rem, dan kopling akan jadi masalah baru bagi pengemudi yang sebelumnya dari pertama belajar menggunakan mobil matik. Jadi, butuh waktu untuk menyesuaikan diri, namun karena basic-nya sudah dikuasai, yang di perlukan cuma adaptasi saja," kata Jusri.
Hal itu pun juga berlaku bagi yang sebelumnya mengemudi mobil manual, fase adaptasi harus dilakukan karena pengoperasian pedal mobil matik berbeda.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar Mengemudi, Sebaiknya Pilih Mobil Manual atau Matik? ", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/18/102200915/belajar-mengemudi-sebaiknya-pilih-mobil-manual-atau-matik-?page=all#page2.