Proses perakitan baterai pada mobil terbaru Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid di pabrik TMMIN, Karawang, Jawa Barat.(Toyota/TMMIN)
Proses perakitan baterai pada mobil terbaru Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid di pabrik TMMIN, Karawang, Jawa Barat.(Toyota/TMMIN) ( KOMPAS.COM)

Indonesia Perlu Memiliki Sinergi Roadmap Menuju Era Elektrifikasi

30 Januari 2023 17:45 WIB

SONORABANGKA.ID - Untuk optimalisasi percepatan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) nasional, Indonesia perlu memiliki sinergi road map atau peta jalan energi, emisi, dan kendaraan bermotor.

Pasalnya, dijelaskan oleh Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, keberlangsungan popularitas kendaraan listrik sebagai moda transportasi sangat bergantung pada kebijakan energi.

Apabila terpisah-pisah, bahkan target waktu (timeline)-nya berbeda, para pelaku bisnis dan investor bisa kebingungan untuk menentukan strategi untuk mencapainya.

"Katakan lah Indonesia punya target pengurangan emisi 32 persen pada tahun 2030. Nah energi-nya seperti apa? Kemudian pada sektor otomotif (termasuk transportasi), seperti apa? Ini harus saling sinergi, ketemu," katanya di Jakarta belum lama ini.

"Kemudian jangan hanya buat perencanaannya itu satu tahun ke depan, tidak ada yang bisa kita perbuat. Tapi kalau 10 tahun bahkan 20 tahun, banyak yang bisa kita lakukan. Jadi harus punya prespektif jangka panjang," lanjut Bob.

Lebih jauh, hubungan yang saling bersinergi antara energi, emisi, dan kendaraan listrik sangat terlihat apabila membicarakan sumber daya utama pada teknologi terkait yaitu lithium.

Bob mengatakan, saat ini litium jumlahnya tetap alias tidak bertambah. Sehingga saat ini, tantangan para manufaktur, ialah memanfaatkan sumber daya tersebut untuk bisa mengurangi emisi setinggi-tingginya.

"Selain itu, apabila bicara pengurangan emisi, kalau di era elektrifikasi juga sangat erat kaitannya dengan pembangkit listrik. Mobilnya listrik tapi listriknya pakai batu bara, ya bagaimana ya," kata dia.

"Maka timing itu jadi penting kapan menggunakan energi baru terbarukan sebagai sumber energi sehingga lithium yang dipakai itu efektif dalam mengurangi emisi," tambah Bob.

Misalnya, di India, renewable energi sudah lebih murah dari bahan bakar fosil. Alasannya, karena semua masyarakat dibebaskan untuk mengaplikasikan solar panel dan kalau pemakaiannya berlebih, bisa dijual ke pemerintah.

Sehingga secara alamiah, harga dari energi baru terbarukan lebih murah dan akhirnya membuat masyarakat tertarik ke sana.

"Ini yang harusnya kita pelajari. Vietnam juga, dia banyak menggunakan gas. Sehingga pembangkit listriknya bahkan lebih bersih dari Jepang. Itulah yang kita dalami saat ini untuk Indonesia," ucap Bob.

Toyota Indonesia sendiri, kata dia lagi, mengaku akan terus mengikuti peta jalan yang sudah ditetapkan pemerintah. Di mana, pada 2030 diharapkan emisi akan turun 32 persen dan lima tahun setelahnya aktivitas di pabrik sudah zero emission.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Wajib Punya Sinergi Roadmap Menuju Era Elektrifikasi", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/30/070200815/indonesia-wajib-punya-sinergi-roadmap-menuju-era-elektrifikasi.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm