Hal yang sama juga dikatakan pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi. Maka idealnya, pengisian baterai kendaraan listrik ialah di rumah dengan arus listrik normal.
"Idealnya pengisian baterai motor maupun mobil listrik di rumah. Fast charging itu hanya digunakan dalam keadaan mendesak, sekali dua kali boleh lah tetapi jangan dibiasakan," ucap dia.
Menurut Agus, baterai pada prinsipnya memiliki pengukur arus listrik maksimal yang masuk yaitu ampere hours (AH). Biasanya, hitungannya sangat normal sesuai pengisian daya di rumah atau non-fast charging.
Sementara apabila kendaraan listrik selalu memakai fast charging, maka hitungannya tak tepat karena arus listrik yang masuk berlebih.
"Hitungannya jadi di bawah hours, menitan. Jadi berarti charging-nya dua kali kapasitas, istilahnya dipasa. Otomatis, termal akan naik sehingga keawetannya turun," jelasnya.
Maka dari itu, terlalu sering menggunakan teknologi fast charging maka kemampuan baterai juga akan menurun sehingga mengganggu fungsi kendaraan listrik sebagai moda transportasi harian.
Cara lainnya, ialah dengan memperhatikan tempat parkir kendaraan listrik. Sebisa mungkin, jangan diparkir di wilayah dengan tingkat suhu panas tinggi atau berada di bawah matahari langsung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mobil Listrik Jangan Terlalu Sering Pakai Fast Charging", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/30/132100115/mobil-listrik-jangan-terlalu-sering-pakai-fast-charging?page=all#page2.