"Penyakit sebenarnya bisa diobati jika mengaktifkan autodetokfikasi," bebernya.
Misalnya sel kanker, jangan biarkan makan dan biarkan kelaparan.
"Jika kita makan makanan yang tidak dibutuhkan tubuh, maka badan akan terasa lemas," ungkapnya.
Maka pola makan di bulan Ramadhan, disarankan agar isi piring makan saat sahur diperhatikan, agar tak melulu berisi karbohidrat dan minim protein.
"Menu makan sahur berupa 1/3 porsi sayur dan buah, 1/3 porsi biji-bijian serta 1/3 porsi protein," imbuhnya.
Bukan hanya untuk buka puasa saja, tetapi juga untuk sahur.
Menurut dr Zaidul Akbar, menu sahur perlu diperhatikan agar dapat melaksanakan ibadah puasa dengan lancar serta membawa manfaat bagi kesehatan tubuh.
Dikutip dari kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official yang diunggah pada 15 April 2020 lalu, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mengonsumsi kurma dan air putih saat sahur.
1. Kurma
Kurma mengandung asam amino yang sangat baik bagi tubuh, dan sangat dianjurkan dikonsumsi saat bulan Ramadhan.
Manfaat kurma bagi tubuh apabila dikonsumsi waktu sahur, dapat memberikan energi cadangan saat berpuasa.
Sedangkan apabila dikonsumsi saat berbuka, dapat memberikan nutrisi serat alami yang mudah dicerna dalam sistem pencernaan tubuh.
2. Air Putih
"Ketika Nabi SAW sedang tidak memiliki kurma, Nabi menyuruh kita untuk minum air," kata dr Zaidul Akbar.
Banyak sekali manfaat air putih bagi tubuh manusia, yaitu mencegah dehidrasi, membantu menghilangkan racun dalam tubuh, meningkatkan metabolisme dan masih banyak lagi.
"Tadi saya sempat melihat video dari seorang Syekh yang merupakan seorang dokter di Mesir, beliau menjelaskan dalam khutbahnya bahwa pada masa pandemi seperti saat ini, perbanyak minum air, basahi tenggorokan Anda, karena virus itu tidak akan bisa hidup pada lingkungan yang basah," tutur dr Zaidul Akbar.
Dengan manfaat yang berlimpah tersebut, tak hanya di bulan Ramadhan, setiap hari pun kita dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih untuk menjaga kesehatan tubuh.
"Jadi ada kurma dan air, tidak ada gorengan saat buka puasa," ujar dr Zaidul Akbar di akhir videonya.