Dimaksud dengan mathla' yaitu saat terbitnya hilal di suatu wilayah negara.
"Makkah tu punya mathla' sendiri, Pekanbaru punya mathla' sendiri," ujar Ustaz Abdul Somad.
Karena itu, jelas UAS, Makkah punya syuruq sendiri, begitu pun juga Pekanbaru punya syuruq sendiri.
"Tak sama. Mana bisa kita ikut Makkah. Kalau kita di Pekanbaru ikut Makkah. Berarti shalat zhuhur kita jam 15.30 WIB," ucap UAS.
Lantas, jamaah tersebut kembali menanyakan kepada UAS terkait perbedaan Arab Saudi yang lebih dahulu melaksanakan Idul Adha daripada Indonesia.
"Waktu shalat pakai waktu matahari, kita di timur lebih dulu. Kalau awal bulan tu ikut Hilal, bulan, yang di barat lebih dulu.
Jamaah itu kemudian menanyakan lagi ke UAS," Tapi kan puasa Arafah tu ikut Wuquf Ustadz?".
Mendapati pertanyaan itu, UAS kemudian meminta jamaah tersebut untuk memahami Wuquf di Arab Saudi mengikuti waktu wilayah mana.
"Wuquf ikut apa? Ikut tanggal 9. Tanggal 9 ikut apa? Ikut tanggal 1. Tanggal 1 ikut apa? Ikut hilal. Jadi puasa tu tanggal 9, bukan tanggal 8, bukan pulak tanggal 10," ujar UAS.
Ustaz Abdul Somad meminta umat muslim untuk menghargai perbedaan ini dengan mengikuti mathla' masing-masing daerah.
"Ikut mathla' daerah masing-masing" tegas UAS.
UAS pun menjawab bahwa perbedaan ini juga pernah terjadi.
"Kuraib dari Madinah ke Syam. Di Syam mereka melihat Hilal malam Jum'at.
Ibnu Abbas di Madinah melihat Hilal malam Sabtu," kata UAS.
"Syam dengan Madinah aja beda mathla', apalagi Makkah dengan Pekanbaru atau Indonesia," bebernya.
Nah, semoga info ini bermanfaat.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kenapa Hari Raya Idul Adha Kerap Berbeda di Indonesia dan Arab Saudi, Begini Kata Ustaz Abdul Somad, https://bangka.tribunnews.com/2023/06/15/kenapa-hari-raya-idul-adha-kerap-berbeda-di-indonesia-dan-arab-saudi-begini-kata-ustaz-abdul-somad?page=all.