"PLN melakukan analisis teknis dan finansial untuk memastikan agar dapat mencapai tujuan transisi energi dengan perencanaan yang workable dan tetap menjaga finansial perusahaan tetap sehat,," jelas Darmawan.
Dirinya mengatakan, komitmen PLN dalam transisi energi sudah konkret dengan menjalankan 163 proyek hijau untuk berbagai tempat di tanah air melalui berbagai sumber pendanaan. Semua proyek pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tersebut total kapasitasnya mencapai 5,1 Gigawatt (GW) dengan target selesai di 2030.
"Kita punya planning bagus dan membangun aliansi kuat untuk mereduksi emisi sekaligus menjaga kekuatan finansial. Kita ingin transisi energi ini bisa sustainable untuk bisa meningkatkan industri nasional," kata Darmawan.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, PLN saat ini tengah mengonsolidasi seluruh program hijau yang belum memperoleh pendanaan untuk masuk ke dalam CIPP dalam skema JETP. Dalam hal ini, PLN telah menyiapkan 522 proyek energi hijau yang potensial dibiayai JETP dengan total kapasitas 15,1 GW sampai dengan tahun 2030.
Head of JETP Secretariat_ Edo Mahendra menambahkan, dalam G20 telah ada kesepakatan bersama untuk mendorong 3 target utama transisi energi Indonesia. Yaitu mengurangi emisi karbon di sektor ketenagalistrikan, meningkatkan energy mix dari energi baru dan terbarukan, dan pencapaian target NZE.
"Komitmen ini bersama-sama. Sehingga kita bisa memulai dulu perencanaan dan proyek-proyeknya. Kita ingin gain input dari FGD ini, termasuk potensi pilot project yang nanti dihasilkan," ujarnya.
Edo mengatakan, untuk mendukung komitmen itu saat ini JETP telah menyediakan dana bantuan sebesar 20 miliar USD. Namun demikian, Edo menilai perlunya dukungan Pemerintah khususnya dari segi kebijakan.
"Kita butuh dukungan pemerintah Indonesia untuk segi kebijakan. Koordinasi dan implementasi kita butuh PLN dan lembaga lain. JETP akan ada di tengah untuk membantu semuanya jalan," ujar Edo.