SonoraBangka.ID - Pakistan yang tengah dilanda krisis mencapai kesepakatan pendanaan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) senilai 3 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 45,22 triliun (kurs Rp 15.073 per dollar AS).
Setelah tertunda delapan bulan, kesepakatan ini masih perlu disetujui dewan pemberi pinjaman global.
Negara yang ada di Asia Selatan tersebut menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak merdeka dari Inggris pada 1947.
Untuk membantu mengamankan kesepakatan ini, Bank Sentral Pakistan menaikkan suku bunga utamanya ke rekor tertinggi sebesar 22 persen.
Pakistan sedang berjuang untuk memperbaiki ekonominya yang bertahun-tahun mengalami salah urus keuangan. Pakistan terdesak oleh krisis energi global dan banjir dahsyat yang melanda tahun lalu.
Kepala misi IMF untuk Pakistan Nathan Porter mengatakan, perekonomian Pakistan telah menghadapi beberapa guncangan eksternal.
"Bencana banjir 2022 berdampak pada kehidupan jutaan orang Pakistan dan lonjakan harga komoditas internasional setelah perang Rusia Ukraina. Akibat guncangan ini serta beberapa keselahan langkah kebijakan, pertumbuhan ekonomi terhenti," ujar dia dikutip dari BBC.com, Jumat (30/6/2023).
Kesepakatan ini masih membutuhkan waktu beberapa minggu ke depan untuk dipertimbangkan oleh Dewan Eksekutif IMF.
Seorang dari Lembaga Think Tank Wilson Center Michael Kugelman mengatakan, kesepakatan ini memberi Pakistan ruang bernafas ekonomi yang sangat dibutuhkan.
"Pertanyaannya adalah apakah (Pakistan) dapat menggunakan kesepakatan IMF ini sebagai peluang untuk beralih dari bantuan segera ke pemulihan jangka panjang," kata dia.