Selanjutnya, sebelum melanjutkan perjalanan peserta harus bisa mempraktikan etika berkendara yang baik dengan memastikan area depan, samping dan belakang aman.
Setelah itu peserta akan melalui U-Turn, trek dengan pola huruf S. Peserta tidak boleh keluar trek dan bisa mengendalikan laju motor dengan stabil.
“Dalam rintangan seperti itu tidak ada batas kecepatan, semua dikembalikan lagi dengan kemampuan pengendara, kondisi jalan seperti itu umum dijumpai di jalan raya sehingga peserta ujian wajib menguasainya,” ucap Sugiyanto.
Selanjutnya, peserta akan dihadapkan dengan trek lurus. Peserta harus memacu kecepatan minimal 30 Kpj sebelum ketemu dengan trek mirip huruf Y untuk bermanuver seperti menghindari benda secara mendadak di jalan.
Di ujung garis finish atau di trek huruf Y tersebut ada petugas yang akan menentukan lajur mana yang harus dipilih oleh peserta dan menghentikan laju motor.
“Jangan lupa, saat sudah menentukan mau bermanuver ke arah kanan atau kiri, maka pengendara saat itu juga harus menyalakan lampu sein dan mengerem, baru bermanuver dengan aman,” ucap Sugiyanto.
Sugiyanto menegaskan, peserta tidak boleh bermanuver terlebih dulu baru menyalakan lampu sein kalau tidak ingin gagal dalam ujian praktik SIM C.
Perlu diingat juga, peserta harus selalu menggunakan kaki kiri sebagai pijakan saat motor berhenti dan selalu memeriksa area kanan, kiri dan belakang aman sebagai wujud kepedulian terhadap pengguna jalan lain.
“Selain kemahiran, peserta juga dituntut memiliki etika saat berkendara, maka dari itu dalam ujian praktik SIM C ini ada aturan yang harus dipraktikan dengan benar,” ucap Sugiyanto.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catat, Begini Tips Agar Lulus Ujian Praktik SIM C dengan Trek Baru", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/08/161200015/catat-begini-tips-agar-lulus-ujian-praktik-sim-c-dengan-trek-baru?page=all#page2.