SONORABANGKA.ID - Adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan sekitar 100.000 warga menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) tiap bulan yang salah satu penyebabnya adalah polusi udara.
Berdasarkan data yang dirilis oleh IQAir, Jakarta menjadi salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Sabtu (12/8/2023).
IQAir merupakan perusahaan teknologi asal Swiss yang memantau kualitas udara atau tingkat polusi di sejumlah negara.
"Warga DKI Jakarta terkena batuk, pilek, ISPA/pneumonia setiap bulannya rata-rata 100.000 kasus dari 11 juta penduduk," ungkap Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, dikutip dari Kompas.com, Jumat (11/8/2023).
Kendati tidak semuanya, salah satu penyebabnya menurut Nabila adalah polusi udara. Sedangkan penyebab lainnya adalah pengaruh perubahan iklim.
"Iya lebih kepada pengaruh ke iklim. ISPA dari trend-nya banyak di musim penghujan sesudah September. Jelas pengaruh paling kuat adalah kondisi pancaroba atau peralihan cuaca," ungkapnya.
Lantas, apa itu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)?
Penjelasan soal ISPA
Dilansir dari National Institutes of Health (NIH), ISPA diklasifikasikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas (URI) atau infeksi saluran pernapasan bawah (LRI).
Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari saluran udara dari lubang hidung ke pita suara di laring, termasuk sinus paranasal dan telinga tengah.
Sementara saluran pernapasan bagian bawah meliputi kelanjutan saluran udara dari trakea dan bronkus ke bronkiolus dan alveoli.
ISPA tidak terbatas pada saluran pernapasan dan memiliki efek sistemik karena kemungkinan perluasan infeksi atau toksin mikroba, peradangan, dan penurunan fungsi paru.
ISPA sangat berbahaya baik bagi anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, ISPA bisa disebabkan lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan rakhitis.
Bakteri agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut termasuk streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella dan Corynebacterium.
Sementara virus penyebab ISPA termasuk myxovirus, adenovirus, coronavirus, Picornavirus, Myxoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Virus dan bakteri tersebut biasanya masuk melalui hidung dan mulut. ISPA bisa menular dari satu orang ke orang lain, melalui sentuhan, bersin, atau batuk.
Orang yang mengalami ISPA akan merasakan beberapa gejala, seperti:
Diberitakan Kompas.com (24/10/2023), Dr Mikhael Yosia dari Medical Consultant Carevo memberikan beberapa cara untuk mencegah ISPA yang dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk:
Kapan harus ke dokter?
Apabila Anda sudah merasakan gejala ISPA di atas, maka disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Kendati demikian, bagi sebagian orang mungkin tanda tersebut tidak muncul atau bahkan sulit dideteksi, terutama pada masa awal infeksi.
Mikhael mengatakan, menentukan kapan Anda harus ke dokter membutuhkan tanda-tanda obyektif dan subyektif.
Tanda obyektif antara lain angka-angka tanda vital yang mudah dicek, terutama jika Anda menggunakan smartwatch, yakni:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal ISPA: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/13/070000465/mengenal-ispa--penyebab-gejala-dan-cara-mencegahnya?page=all#page2.