Selain itu, fenomena alam seperti letusan gunung berapi atau kebakaran hutan bisa menghasilkan asap di atmosfer.
Ternyata, fenomena alam seperti ini bisa mengubah warna Bulan menjadi lebih kemerahan atau oranye, lo.
Efek optik atmosfer, seperti penyebaran cahaya juga dapat memengaruhi warna yang terlihat oleh mata manusia.
Saat cahaya melewati atmosfer, penyebaran cahaya bisa mengubah spektrum cahaya yang mencapai mata kita.
Meski tampak berwarna kuning atau oranye, namun ternyata warna Bulan adalah abu-abu. Mengapa bisa begitu?
Warna abu-abu pada Bulan dikarenakan sebagian besar mengandung oksigen, silikon, magnesium, besi, kalsium, dan alumunium.
Ada juga batuan Bulan berwarna hijau yang dikenal sebagai olivine. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak.
Batuan Bulan yang berwarna lebih terang adalah feldspar plagioklas. Sementara yang lebih gelap adalah piroksen.
Sebagian batuannya adalah batuan vulkanik yang kemudian dikeluarkan dari dalam Bulan selama letusan gunung.
Meskipun warna asli bulan adalah abu-abu kecokelatan, persepsi tentang warna ini bisa bervariasi dalam kondisi tertentu.
Bersumber dari Live Science, Bulan bersinar karena permukaannya memantulkan cahaya yang berasal dari Matahari.
Kecerahan pada Bulan yang dilihat dari Bumi bergantung pada posisi bulan dalam orbitnya mengelilingi planet.
Walau begitu, warna cahaya Bulan yang berbeda inilah yang membuat Bulan terlihat mempesona saat malam hari.
Artikel ini telah terbit di https://bobo.grid.id/read/083878412/mengapa-warna-bulan-bisa-berbeda-saat-dilihat-dari-bumi-ini-faktanya?page=all