Namun, setelah dikerok, punggung bayi berusia satu tahun lebih satu bulan itu justru langsung merah-merah.
Suntia pun kaget dan ingin menangis saat melihat kondisi anaknya selepas pulang bekerja.
"Reaksi aku pasti kaget banget, mau nangis rasanya lihat kondisi anak kayak gini," tuturnya.
Dia bahkan berpesan untuk tak lagi mengerok punggung sang bayi jika mengalami masuk angin.
Sebab, sebenarnya semua kebutuhan terkait pertolongan pertama anaknya jika mengalami masuk angin, demam, maupun luka telah tersedia.
"Buat aku ini wajib banget punya untuk pertolongan pertama anak di rumah sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan," kata dia.
Lantas, apakah ada bahaya yang ditimbulkan jika punggung bayi "dikerok"?
Penjelasan Dokter Anak
Dilansir dari Kompas.com, dokter spesialis anak Prof Soedjatmiko, menurutnya bayi yang punggungnya dikerok bisa menimbulkan bahaya.
Pasalnya, kulit bayi masih tipis sehingga akan terjadi luka.
"Dan akan terasa perih jika terkena keringat atau pun air," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Kamis (14/09).
Debby melanjutkan, luka bekas kerokan pada kulit bayi berpotensi menjadi tempat masuknya bakteri atau virus.
Akibatnya, bayi pun dapat mengalami infeksi.
Bukan hanya menimbulkan kemerahan dan luka, mengerok kulit bayi juga tidak memiliki manfaat dari segi medis.
"Betul, tidak ada manfaatnya," ujarnya.
Kendati demikian, jika anak terlanjur dikerok, orangtua dapat memantau apakah bekas kerokan menimbulkan luka maupun infeksi.
Nah selain kerokan, ia bahkan tidak menganjurkan anak untuk di pijat dengan ditekan berlebihan.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053892688/viral-di-tiktok-bayi-13-bulan-menangis-usai-dikerok-koin-dokter-ungkap-bahayanya?page=all