Dinas Pendidikan Ungkap Sekolah di Pangkalpinang Tak Ada Laporan Kekerasan Anak

SonoraBangka.id - Saat ini momok menakutkan bagi siswa adalah kekerasan terhadap anak di sekolah baik perundungan sesama teman, cara guru mengajar, dan pelecehan seksual.

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman, justru menimbulkan trauma. Kondisi ini terus saja terjadi dan hanya terlihat ketika sudah viral saja.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Erwandi, menyebut, anak di dalam lingkungan sekolah wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan dalam bentuk apapun dari pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, atau pihak lain.

"Anak di lingkungan sekolah wajib mendapat perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, atau pihak lain," jelas Erwandi kepada Bangkapos.com, Rabu (11/10/2023).

"Kalau kekerasan yang sampai dilaporkan itu tidak ada, paling mereka(peserta didik-red) berantem sama-sama mereka aja. Kemudian baikan lagi, tidak ada kekerasan yang sampai kelewatan batas," tuturnya.

Erwandi menyebut, jumlah siswa SD di Pangkalpinang sebanyak 26.448, jumlah siswa SMP di Pangkalpinang sebanyak 11.139, dan total siswa-siswi di Pangkalpinang sebanyak 37.587.

Dia mengatakan, setiap jenis kekerasan terhadap anak akan berdampak pada perkembangan psikologis, emosional, dan terkadang fisik.

"Kita harus waspada terhadap hal itu karena sangat berdampak bagi anak karena kekerasan terhadap anak dapat terjadi dimanapun, termasuk di rumah, sekolah, lingkungan atau di lembaga tempat tinggal anak," katanya.

Erwandi menambahkan, nanti pihaknya juga akan mengadakan kegiatan sosialisasi bersama PPA, Kejaksaan, dan Kesbangpol, tentang perlindungan anak di sekolah dan menghindari kegiatan bullying antar peserta didik.

"Ini sebagai bentuk antisipasi kita agar tidak terjadi kekerasan di sekolah pada anak-anak. Sebagai mitigasi risiko juga, agar anak-anak dapat sama-sama kita lindungi," tambahnya.