SonoraBangka.ID - Sekitar 4,3 miliar smartphone beredar dan digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia pada tahun 2022. Setidaknya begitu menurut laporan terbaru yang diterbitkan GSMA, asosiasi yang mewadahi kepentingan operator telekomunikasi di seluruh dunia.
Angka itu mewakili sekitar 54 persen populasi di dunia, karena menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), populasi di dunia diproyeksikan mencapai delapan miliar per November 2022.
GSMA juga menyebutkan bahwa pengguna internet mobile pada 2022 mencapai 4,6 miliar. Dengan begitu, tingkat penetrasi internet mobile tembus 57 persen dari populasi global, naik dari tahun 2021 yang tembus 55 persen.
Sebanyak empat miliar di antara pengguna internet mobile, mengakses internet lewat smartphone. Artinya, mayoritas penduduk dunia mengakses internet lewat ponsel pintar mereka.
Sebanyak 600 juta lainnya di antara pengguna internet mobile atau sekitar 8 persen populasi dunia pada 2022, masih menggunakan ponsel fitur (feature phone) untuk mengakses internet. Feature phone merupakan ponsel yang memiliki fitur sederhana untuk komunikasi dan hiburan. Ponsel ini, umumnya belum didukung konektivitas internet.
Menurut GSMA, kendala yang membuat penggunaan smartphone belum begitu masif adalah keterampilan digital, literasi, masalah keamanan hingga ketersediaan konten yang relevan.
Adapun sisa populasi dunia sebanyak 3,4 miliar, disebut GSMA belum terkoneksi internet. Sebenarnya, 38 persen di antaranya tinggal di wilayah yang tercakup oleh konektivitas internet, tetapi tidak memakainya. Bukan karena tidak terjangkau jaringan internet.
Selain merangkum jumlah pengguna internet mobile, GSMA juga memaparkan kesenjangan dan akses pengguna ke internet.
Kesenjangan jaringan internet yang paling mencolok adalah di Sub Sahara Afrika dan Asia Selatan. Di Sub Sahara Afrika, 59 persen penduduknya belum terhubung internet. Kondisi yang sama juga dialami oleh 52 persen penduduk di Asia Selatan.
Sebesar 69 persen pemilik smartphone Amerika Utara, Asia Timur dan Asia Pasifik juga sudah memakai perangkat 4G untuk menjangkau internet. Namun, sebagian besar pengguna di Sub Sahara Afrika masih mengandalkan jaringan 3G untuk mengakses internet.