SONORABANGKA.ID - Adalah Saat ini, salah satu material bangunan yang banyak digunakan untuk membangun rumah adalah hebel.
Hebel atau yang juga disebut dengan bata putih atau bata ringan merupakan bata yang terbuat dari adonan pasir, silika, semen, batu kapur, gypsum, air dan aluminium bubuk yang diawetkan dengan cara dipanaskan dan diberi tekanan tinggi memakai mesin autoclave.
Lantas, bagaimanakah perbandingan harga hebel dengan bata merah, manakah yang lebih murah?
Perbandingan harga hebel dan bata merah
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Purwanto menjelaskan, selama ini masih banyak yang mengira bila membangun rumah memakai bata ringan atau hebel biayanya jauh lebih mahal dari batu bata.
Padahal menurutnya, hal tersebut kurang tepat.
"Sebagian orang mengira kalau bata ringan lebih mahal dari batu bata. Sebetulnya kurang tepat," ujar Purwanto kepada Kompas.com, Minggu (12/11/2023).
Ia mengatakan, sebagai ilustrasi, ukuran 1 bata ringan menurutnya sama dengan 10 bata merah plus mortar.
Bata ringan yang berkualitas bagus kata dia, memiliki harga sekitar Rp 9.000 per biji.
Adapun harga dari bata merah biasanya sekitar Rp 700 per biji.
Sehingga bata merah agar menjadi seukuran hebel perhitungan harganya menjadi:
Biaya tersebut memang lebih murah dari hebel, namun ia mengatakan, biaya pelaksanaan bata ringan akan lebih murah dibandingkan bata merah.
"Biaya pelaksanaannya lebih murah bata ringan," ujarnya.
Sebagai ilustrasi ia mencontohkan, untuk memasang bata merah, satu tukang akan dilayani minimal 2-3 orang tenaga.
Sedangkan saat memasang bata ringan, 2 orang tukang cuma akan dibantu 1 orang tenaga.
Selain itu, pengerjaan menggunakan hebel bisa berlangsung lebih cepat.
Kelebihan hebel
Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan batu bata merah, bata ringan memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya lebih ramah lingkungan.
"Karena kalau batu bata dibuat dari tanah liat, yang biasanya diambil dari tanah sawah yang subur. Sedangkan bata ringan dibuat dari pasir silika, batu kapur, gypsum dan sebagainya," ujar dia.
Kelebihan lain menurutnya, yakni sampah sisa bahan pada hebel jauh lebih sedikit.
"Sampah bahan sedikit karena sisa potongan bata ringan yang masih cukup besar bisa dipakai lagi," ujarnya.
Hal ini berbeda dengan pemasangan batu bata yang umumnya sisa potongan kecil tak bisa dipakai lagi.
Selain itu pada bata merah, umumnya sisa ayakan pasir juga cukup banyak.
Kelebihan lain menurutnya adalah dari segi berat. Bata ringan memiliki berat yang lebih ringan dari bata merah.
Berat hebel yakni 550-600 kilogram (kg) per meter kubik. Sedangkan bata merah memiliki berat 1.700 kg per meter kubik.
"Karena lebih ringan, struktur penyangganya juga bisa lebih hemat," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pelaksanaan pekerjaan juga dapat menjadi lebih cepat karena hebel memiliki ukuran yang lebih besar, dengan ukuran panjang 60 sentimeter, lebar 20 sentimeter, dan ketebalan yang bervariasi dari 7,5 hingga 20 sentimeter.
"Bahkan beberapa produsen mempunyai ukuran jumbo panjang 100 sentimeter dan lebar 60 sentimeter," ucapnya.
Selain itu, bata ringan jauh lebih kedap suara karena berpori.
Meski demikian, menurutnya kekurangan bata ringan adalah dari segi plesteran. Jika tukang tidak teliti, plesteran akan cenderung bergelombang jika hanya memakai mortar biasa.
Akan tetapi jika menggunakan mortar khusus, bata ringan bisa bagus, meski mungkin lebih mahal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbandingan Hebel dan Bata Merah, Manakah yang Lebih Murah?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/12/160000665/perbandingan-hebel-dan-bata-merah-manakah-yang-lebih-murah-?page=all#page2.