Selain itu, tidak ada yang berubah dari nyamuk meski ada bakteri Wolbachia di dalamnya.
"Yang terjadi semacam mekanisme bloking. Sehingga pada akhirnya dampak dari gigitan nyamuk sama saja. Kecuali tidak mampu menularkan virusnya (dangue). Yang beda tidak menularkan lagi virus tersebut," tutupnya.
Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus DBD secara signifikan.
Penelitian di Yogyakarta menunjukkan bahwa kasus DBD di Yogyakarta dapat diturunkan sebesar 77 persen setelah nyamuk Wolbachia dilepaskan.
Penelitian lain di Australia menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus DBD sebesar 80 persen.
Pemerintah Indonesia telah melakukan implementasi nyamuk Wolbachia di beberapa kota, termasuk Yogyakarta, Semarang, dan Denpasar.
Implementasi nyamuk Wolbachia dilakukan dengan cara melepas nyamuk Wolbachia di lingkungan masyarakat.
3 dari 3 halaman
Pelepasan nyamuk Wolbachia dilakukan dengan cara meletakkan telur nyamuk Wolbachia di lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Nah, telur nyamuk Wolbachia akan menetas menjadi nyamuk dewasa dan berkembang biak dengan nyamuk Aedes aegypti liar.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Apa Itu Nyamuk Wolbachia dan Bagaimana Efek Samping yang Dialami Manusia Jika Terkena Gigitannya?, https://bangka.tribunnews.com/2023/11/23/apa-itu-nyamuk-wolbachia-dan-bagaimana-efek-samping-yang-dialami-manusia-jika-terkena-gigitannya?page=all.