Daya Desa Rahman, Subkoor Tatakelola Destinasi Pariwisata Provinsi Yuliarsyah dan pengampu P2Par ITB Wiwien menarasikan karakter Durin Pelangas di Kantor Desa Pelangas, Kabupaten Bangka Barat, Selasa (5/12/2023).
Daya Desa Rahman, Subkoor Tatakelola Destinasi Pariwisata Provinsi Yuliarsyah dan pengampu P2Par ITB Wiwien menarasikan karakter Durin Pelangas di Kantor Desa Pelangas, Kabupaten Bangka Barat, Selasa (5/12/2023). ( Istimewa)

Tradisi Nunggu Durin dan Mukau Udang Jadi Produk Pariwisata Orang Jering Pelangas

6 Desember 2023 16:25 WIB

SonoraBangka.id - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pelangas, Kabupaten Bangka Barat sepakat menjadikan tradisi Nunggu Durin (menunggu durian jatuh di kebun) dan Mukau Udang (menangkap udang) sebagai produk pariwisata orang Jering Pelangas.

Kesepakatan itu dicapai seiring kegiatan Pendampingan Integrasi Atraksi Wisata di Destinasi Pariwisata Desa Pelangas pada 2-5 Desember di Kantor Desa Pelangas, Bangka Barat.

Kegiatan pendampingan itu dilakukan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparbudkepora) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam siaran pers yang diterima Bangkapos.com, Rabu (6/12/2023), kegiatan Pendampingan Integrasi Atraksi Wisata di Destinasi Pariwisata Desa Pelangas diikuti Pokdarwis Desa Pelangas dan pengampu Wiwien Tribuwani Wiyono Putri dari P2Par ITB.

Subkoordinator Tatakelola Destinasi Pariwisata Provinsi, Yuliarsyah mengatakan  dinas hanya memfasilitasi kegiatan dengan menghadirkan narasumber dari P2Par ITB.

Tujuannya membantu masyarakat bagaimana cara mengelola potensi budaya lokal menjadi produk pariwisata berkualitas yang khas sebagai identitas Desa Pelangas.

“Kami mencoba membangun kapasitas masyarakat agar dapat mengembangkan produk pariwisata berkualitas yang beridentitas,” kata Yuliarsyah di Kantor Desa Pelangas tempat kegiatan berlangsung, Selasa (5/12/2023).

Daya Desa Rahman, Subkoor Tatakelola Destinasi Pariwisata Provinsi Yuliarsyah dan pengampu P2Par ITB Wiwien menarasikan karakter Durin Pelangas di Kantor Desa Pelangas, Kabupaten Bangka Barat, Selasa (5/12/2023).
Peserta pelatihan membuat narasi Nunggu Durin dan Mukau Udang dengan pendampingan dari Pengampu P2Par ITB, Wiwien di di Kantor Desa Pelangas, Kabupaten Bangka Barat, Selasa (5/12/2023). (Istimewa)

Menurut Caca, sapaan akrabnya, proses awal mengajak masyarakat pelaku pariwisata yang terhimpun dalam Pokdarwis melakukan brainstorming atau mengumpulkan gagasan tentang tradisi yang ada di masyarakat di masa lalu.

Lalu dipetakan ada tiga keunggulan tentang tradisi yang memiliki filosofi yang harus dilestarikan. 

“Misal memiliki nilai edukasi terhadap pelestarian lingkungan, keberlanjutan dalam pengembangan nilai budaya sebagai produk pariwisata dan nilai-nilai positif lain yang hampir hilang di masyarakat,” ungkap Caca.

Sebetulnya banyak nilai tradisi masyarakat Jering Pelangas yang menarik, tapi kami prioritaskan dulu produk pariwisata yang kiranya mempunyai 'nilai jual' dan menjadi daya dorong wisatawan berkunjung.

“Akhirnya masyarakat sepakat tradisi Nunggu Durin (menunggu durian jatuh di kebun) dan Mukau Udang (menangkap udang) dijadikan produk pariwisata,” katanya sambil menambahkan satu lagi yakni Sedekah Gunung masih disimpan karena produk wisata ini lebih luas perspektifnya.

Peran pengampu dari P2Par ITB dalam kegiatan ini, tambah Caca, diperlukan untuk mengemas tradisi sebagai produk pariwisata.

Seperti, bagaimana teknik dan cara menyampaikan informasi kepada wisatawan, memposisikan diri sebagai pemandu perjalanan wisata atau tour guide bukan yang paling tahu atau guru.

Konsepnya, pemandu dan wisatawan adalah sahabat yang sama-sama belajar pengetahuan baru.

P2Par ITB Membersamai

Sementara itu, Wiwien selaku pengampu menjelaskan pihaknya hanya membersamai masyarakat dengan melihat potensi-potensi yang ada terkait tradisi bersumber tutur lisan.

Menggali tradisi yang menarik dan memiliki nilai edukasi (pendidikan) hingga wisatawan setelah berkunjung bisa paham tradisi yang ada dimasyarakat Jering, seperti kesopanan, keramahan, dan perilaku terpuji serta bertanggungjawab lainnya.

Sementara Daya Desa Kemendikubud di Desa Pelangas Rahman menjelaskan, nilai-nilai tradisi budaya yang berkembang di masyarakat Jering sejatinya banyak dan beragam, namun saat ini dirinya memang tidak bisa melakukan secara frontal.

“Perlahan dulu dengan memberi kesadaran bahwa tradisi yang ada di masyarakat itu sebetulnya bisa dijadikan mata pencaharian. Misal membuat anyaman, kue atau jajanan. Hanya itu dulu,” jelasnya sambil menambahkan bahwa pemaham tradisi orang Jering pun saat ini sangat terbatas, misal generasi millineal sudah banyak yang tidak tahu lagi.

Muskil bila kita, lanjutnya, bicara tentang kebudayaan dengan turunannya seperti tradisi bisa bertahan, apalagi mendapat support dari mereka kalau mereka sendiri tak memiliki kesadaran bahwa tradisi ini perlu dilestarikan karena identitas kita, masyarakat atau orang Jering.

“Tahap itulah yang baru kita upayakan,” jelas Rahman.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sepakat! Tradisi Nunggu Durin dan Mukau Udang Jadi Produk Pariwisata Orang Jering Pelangas, https://bangka.tribunnews.com/2023/12/06/sepakat-tradisi-nunggu-durin-dan-mukau-udang-jadi-produk-pariwisata-orang-jering-pelangas?page=all.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm