Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023). ( Dok. PT Pertamina (Persero))

RI Tak Impor Minyak dari Iran, tapi Ada Potensi Gangguan Rantai Pasok

16 April 2024 08:00 WIB

SonoraBangka.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Indonesia tidak melakukan impor minyak dari Iran meskipun kedua negara menjalin kerja sama yang baik.

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam webinar Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4/2024).

"Tidak ada (impor dari Iran). Walaupun kita jalin kerja sama dengan Iran, tapi tidak mudah lakukan implementasinya, jadi sampai saat ini tidak ada," ujarnya.

Pernyataan Tutuka tersebut merespons terkait potensi ganguan rantai pasok minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel.

Ia menuturkan untuk minyak mentah yang diimpor Indonesia sebagian besar berasal dari Arab Saudi, Nigeria, Angola, dan Gabon.

Sedangkan untuk impor BBM berasal dari beberapa negara, terutama Singapura yang porsinya mencapai 56 persen dari total impor BBM.

Lalu porsi terbesar kedua dari Malaysia sebesar 26 persen, serta terbesar ketiga dari India sebesar 6 persen.

Sementara untuk impor liquefied petroleum gas (LPG) terbesar berasal dari Amerika Serikat dengan porsi mencapai 45 persen, diikuti oleh Uni Emirat Arab 25 persen dan Qatar 11 persen.

Melihat negara-negara yang menjadi pemasok energi RI, seperti Amerika Serikat dan Arab Saudi, maka diakui Tutuka memiliki potensi ikut terlibat dalam konflik internasional yang dipicu oleh Iran dan Israel.

Oleh karena itu, kata dia, PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi milik negara, sedang melakukan berbagai simulasi untuk mengantisipasi potensi memanasnya konflik yang bisa berdampak pada pasokan energi.

"Hal itu yang sekarang sedang disimulasikan oleh Pertamina, berbagai macam cara untuk mengantisipasi kondisi kalau terjadi eskalasi yang berlanjut," kata Tutuka.

Menurutnya, dalam menghadapi potensi eskalasi konflik, perlu dilakukan pemetaan terkait negara-negara yang menjadi pemasok energi ke Indonesia.

Dengan pemetaan tersebut, maka perlu dipersiapkan strategi untuk mengalihkan pasokan ke sumber alternatif jika terjadi gangguan dari negara-negara pemasok utama.

"Kalau terjadi eskalasi, kita antisipasinya mengidentifikasi sumber-sumber impor kita, lalu dibelokkan ke mana gitu, dicarikan tempat lagi yang mana. Itu yang penting," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "RI Tak Impor Minyak dari Iran, tapi Ada Potensi Gangguan Rantai Pasok", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/04/15/220000926/ri-tak-impor-minyak-dari-iran-tapi-ada-potensi-gangguan-rantai-pasok.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm