SONORABANGKA.ID - Adalah Mobil Eropa bekas di pasaran dibanderol mulai Rp 50 jutaan untuk lansiran tahun 1980-1990. Sementara mobil-mobil barunya bisa mencapai miliaran rupiah.
Hal itu secara tak langsung mempengaruhi anggapan masyarakat bahwa onderdilnya juga mahal. Terlebih lagi, kebanyakan mobil Eropa masuk kategori premium.
Lantas, benarkah onderdil mobil Eropa lebih mahal daripada mobil-mobil pada umumnya?
Danang, pemilik bengkel spesialis BMW & Mercedes-Benz Semarang, mengatakan secara umum memang onderdil mobil Eropa lebih mahal, tapi tek seluruhnya demikian.
“Konsumen memang bakal mengeluarkan dana lebih besar untuk membeli onderdil, tapi kualitasnya jauh lebih awet, baik kualitas genuine atau aftermarketnya, dan beberapa onderdil bisa lebih murah,” ucap Danang, kepada Kompas.com, Selasa (22/10/2024).
Danang mengatakan, harga komponen peredam kejut bisa menjadi contoh bahwa onderdil mobil Eropa kompetitif dengan mobil-mobil dari Jepang.
“Ada peredam kejut untuk mobil Eropa harganya setengah dari genuine partnya Honda atau Toyota, bicara mobil Eropa maka sama halnya berbicara mobil premium, bandingkan saja,” ucap Danang.
Menurut Danang, harga onderdil mobil Eropa tak bisa dipukul sama rata. Konsumen juga bisa memilih produk aftermarket sebagai alternatif, sehingga harga bisa setara namun kualitasnya lebih baik.
“Selain produk aftermarket, konsumen juga bisa memilih onderdil copotan lokal dan dari negara lain, beberapa pedagang menjual unit mobil Eropa bekas dengan cara diecer (kampakan),” ucap Danang.
Jadi, anggapan onderdil mobil Eropa lebih mahal tak mutlak berlaku pada semua jenis spare part. Terlebih lagi konsumen bisa memilih produk aftermarket atau copotan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Onderdil Mobil Eropa Bekas Harganya Lebih Mahal?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/25/091200615/benarkah-onderdil-mobil-eropa-bekas-harganya-lebih-mahal-.