Ini memperburuk kondisi "jam koma" dan membuat seseorang semakin sulit berkonsentrasi.
Meskipun "jam koma" adalah bagian alami dari ritme tubuh, ada beberapa strategi yang dapat membantu mengatasinya, terutama bagi Gen Z yang sangat bergantung pada produktivitas tinggi:
Pola makan yang seimbang sangat penting untuk menjaga energi sepanjang hari.
Mengonsumsi makanan tinggi protein dan serat, serta menghindari makanan yang mengandung banyak karbohidrat sederhana, dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah kelelahan.
Istirahat pendek selama 5-10 menit setiap 90 menit kerja dapat membantu otak memulihkan diri.
Teknik ini dikenal sebagai Pomodoro Technique, di mana seseorang bekerja selama periode waktu tertentu, kemudian beristirahat sebentar untuk menyegarkan otak.
Tidur siang singkat selama 15-20 menit di tengah hari dapat membantu mengembalikan energi dan meningkatkan fokus. Tidur siang yang lebih lama justru bisa menyebabkan perasaan lelah dan kebingungan setelah bangun.
Berjalan kaki atau melakukan peregangan ringan dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu mengatasi kelelahan.
Aktivitas fisik yang singkat namun efektif dapat memberi dorongan energi yang diperlukan untuk menghadapi sisa hari.
Kurang minum air dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan kelelahan.
Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik sepanjang hari dapat membantu menjaga energi dan fokus tetap optimal.
Mengalami "jam koma" secara terus-menerus tanpa penanganan yang tepat dapat berdampak pada kesehatan mental.
Jika otak terus dipaksa bekerja tanpa istirahat yang cukup, hal ini dapat memicu burnout, yaitu kondisi kelelahan mental dan emosional yang berkepanjangan.
Bagi Gen Z yang sering terjebak dalam siklus multitasking dan tekanan untuk selalu produktif, burnout menjadi risiko yang nyata.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali batasan diri dan memberikan waktu yang cukup bagi tubuh dan otak untuk beristirahat.
Mengelola waktu dengan baik dan memberikan perhatian pada kesejahteraan mental sama pentingnya dengan produktivitas itu sendiri.
"Jam koma" bukanlah fenomena baru, tetapi istilah ini menjadi populer di kalangan Gen Z karena relevansinya dengan gaya hidup mereka yang dinamis dan serba cepat.
Meskipun kondisi ini alami, pemahaman tentang ritme sirkadian dan cara mengelola waktu serta energi dapat membantu mengurangi dampaknya pada produktivitas dan kesehatan mental.
Jadi, dengan mengadopsi kebiasaan sehat seperti pola makan yang tepat, istirahat teratur, dan olahraga ringan, Gen Z dapat mengatasi "jam koma" dan menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan diri.
Artikel ini telah terbit di https://nakita.grid.id/read/024169783/jam-koma-viral-di-kalangan-gen-z-ada-hubungannya-dengan-otak-manusia?page=all