SonoraBangka.id - Ustaz Abdul Somad menjelaskan enam keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan yang mungkin jarang diketahui.
Penjelasan ini disampaikan melalui kanal YouTube Lentera Qolbu dan dikutip oleh Bangkapos.com
Menurutnya, Ramadhan memberikan berbagai keutamaan bagi yang menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh.
Enam Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan
Ustaz Abdul Somad menyebutkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.
Dengan berpuasa, mereka mendapat pahala yang dapat meningkatkan kedudukan mereka di sisi Allah.
2. Pengampunan Dosa
Orang yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Puasa menjadi sarana bagi setiap Muslim untuk bertaubat dan memohon ampun atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.
3. Mengalahkan Syahwat dan Hawa Nafsu
Puasa membantu seseorang menahan hawa nafsu dan syahwatnya.
Saat berpuasa, seseorang belajar untuk mengendalikan nafsu, baik yang muncul melalui indera maupun pikiran.
4. Menumbuhkan Rasa Empati
Dengan menahan lapar dan haus, seseorang bisa merasakan penderitaan orang yang kekurangan.
Hal ini membangkitkan empati untuk lebih banyak bersedekah dan membantu sesama.
5. Mengingatkan Akan Siksaan di Akhirat
Menahan lapar dan dahaga di siang hari juga mengingatkan seseorang akan rasa lapar dan haus yang dialami oleh para penghuni neraka, sehingga semakin mendorongnya untuk berbuat baik.
6. Mensyukuri Nikmat dan Mencegah Maksiat
Puasa mengajarkan untuk lebih mensyukuri nikmat yang dimiliki serta mencegah diri dari perbuatan maksiat karena menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Golongan yang Paling Merugi di Bulan Ramadhan
Ustaz Abdul Somad juga mengingatkan bahwa ada golongan orang yang akan sangat merugi di bulan Ramadhan, yaitu mereka yang tidak mengambil amal kebaikan di bulan tersebut.
Menurutnya, mereka melewatkan kesempatan besar untuk beramal, padahal Ramadhan penuh dengan keberkahan dan pahala yang berlipat.
“Orang yang paling rugi di bulan Ramadhan adalah orang yang masuk di bulan Ramadhan, hidup di dalamnya, namun tidak pernah beramal,” ujar Ustaz Abdul Somad.
Ia juga menekankan bahwa salah satu amal yang paling utama di bulan Ramadhan adalah membaca Al Quran.
Ustaz Abdul Somad menganjurkan untuk memperbanyak membaca Al Quran, meskipun terbata-bata, karena setiap huruf yang dibaca akan dibalas dengan 10 kebaikan.
Maka, bulan Ramadhan adalah kesempatan istimewa bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas iman dan memperbanyak amal.
Sejarah Perintah puasa Ramadhan
Puasa merupakan rukun Islam ketiga setelah membaca dua kalimat syahadat dan mengerjakan shalat.
Perintah mengerjakan puasa Ramadhan tertuang dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
Perintah wajib puasa ini disampaikan dalam bentuk wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk umat agama Islam.
Perintah puasa sebenarnya sudah ada jauh sebelum agama Islam datang dan disebarkan oleh Nabi Muhammad.
Nabi Daud AS misalnya, sudah menjalankan ibadah puasa.
Bahkan, ibadah puasa Nabi Daud bersama umatnya dilaksanakan selama seumur hidupnya dengan cara berselang-seling, yaitu sehari puasa besoknya tidak dan seterusnya.
Selain itu, dalam tradisi bangsa Yunani juga ada kegiatan berpuasa, yang biasanya dilakukan sebelum terjun ke medan pertempuran.
Sedangkan bangsa Romawi melakukan puasa supaya mendapatkan kekuatan fisik, serta mengajarkan kesabaran dan ketabahan.
Jauh setelahnya, ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi melaksanakan puasa.
Orang Yahudi Madinah melaksanakan puasa setiap 10 Muharram. Puasa ini untuk mengingatkan momen bahwa pada tanggal itu, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun.
Puasa Ramadhan diperintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, atau sekitar 624 Masehi.
Perintah untuk melaksanakan puasa wajib bagi umat Islam di bulan Ramadhan terdapat dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
Ketika wahyu itu turun, Nabi Muhammad beserta para sahabatnya sedang membangun sebuah pemerintahan baru di Madinah.
Saat itu, puasa sangat penting artinya dalam membentuk manusia, supaya dapat menerima dan melaksanakan tugas besar dan suci.
Belum diketahui secara pasti mengapa puasa diwajibkan pada bulan Ramadhan dan bukan di bulan lainnya.
Namun yang pasti, di bulan Ramadhan terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yakni turunnya Al Quran untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Ramadhan.
Metode penetapan awal Ramadhan
Terkait apakah metode hilal dan hisab dalam menentukan awal Ramadhan, berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Rukyatul Hilal
Menurut Lapan, metode rukyat atau rukyatul hilal adalah adalah aktivitas pengamatan hilal dengan melihat secara langsung atau menggunakan teleskop.
Semetara dilansir dari laman bali.kemenag.go.id, hilal adalah nampaknya bulan sabit muda pertama setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru) di arah matahari terbenam yang dijadikan acuan jatuhnya awal bulan dalam kalender Hijriyah termasuk Ramadhan.
Kapan waktu pengamatan hilal yaitu pada hari ke-29 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.
Metode rukyatul hilal digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dengan melakukan pengamatan di beberapa titik di Indonesia.
Dalam metode rukyat, hilal yang berada di bawah ketinggian dua derajat mustahil diamati dengan mata, namun jika lebih dari dua derajat maka hilal memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.
Adapun tahun ini Kementerian Agama mengadopsi kriteria baru yaitu kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) di mana tinggi bulan baru yang teramati minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Jika menggunakan metode rukyat, maka visual hilal yang teramati akan menjadi tanda bahwa esok hari akan jadi hari pertama bulan dalam kalender Hijriah.
Namun jika hilal tidak terlihat maka disepakati bahwa lusa adalah waktu jatuhnya awal bulan, dan berlaku baik untuk penentuan awal bulan Ramadhan dan bulan-bulan lain termasuk Syawal.
Hal ini disebut dengan istikmal yaitu melakukan pembulatan jumlah hari sampai tiga puluh hari sebelum dimulainya bulan yang baru.
2. Hisab
Dilansir dari laman suaramuhammadiyah.id, metode hisab adalah serangkaian proses perhitungan yang salah satunya bertujuan menentukan posisi geometris benda langit untuk kemudian mengetahui waktu di mana benda langit menempati posisi tersebut, atau mengetahui apakah suatu siklus waktu sudah mulai atau belum.
Cara menentukan awal bulan, termasuk tanggal 1 Ramadhan menurut Muhammadiyah ini berguna dalam menentukan awal bulan pada kalender Qamariah atau bulan dalam kalender Hijriyah.
Tarjih Muhammadiyah diketahui meyakini hisab hakiki dengan acuan ijtimak atau konjungsi sebagai batas kulminasi awal dan akhir bulan Qomariyah.
Metode hisab Muhammadiyah diketahui menggunakan tiga kriteria yaitu telah terjadi ijtimak bulan-matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari, dan bulan di atas ufuk atau belum terbenam pada saat matahari terbenam.
Kemudian hilal dianggap sudah wujud (terlihat) apabila matahari terbenam lebih dahulu daripada terbenamnya hilal walaupun hanya berjarak kurang dari satu menit.
Sementara penetapan hasil hisab yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan dikeluarkan sebagai maklumat untuk kemudian digunakan oleh umat.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul 6 Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan dan Golongan yang Merugi di Bulan Suci, Serta Sejarahnya, https://bangka.tribunnews.com/2024/11/06/6-keutamaan-berpuasa-di-bulan-ramadhan-dan-golongan-yang-merugi-di-bulan-suci-serta-sejarahnya?page=all.