Hingga 20 tahun kemudian, ia mulai menjual buku panduan tersebut.
Agar lebih menarik ditambah bagian review restoran.
Ternyata ini membuat buku disukai dan diburu para traveler dan pecinta kuliner hingga sekarang.
Reviewer secara tersembunyi
Untuk review tempat makan, Michelin menyewa pecinta kuliner datang ke restoran secara rahasia.
Ini dilakukan agar pemilik tempat makan tidak menghidangkan menu khusus bagi si reviewer.
Orang tidak pernah tahu siapa saja tim di balik Michelin Star.
Mereka sangat lihai menyembunyikan identitas diri ketika berkunjung ke restoran.
Sampai sekarang pihak Michelin tidak pernah mengungkap kriteria pemilihan tempat makan.
Tapi sudah jadi pengetahuan umum, tempat yang mendapat rating didasarkan beberapa faktor.
Yaitu, kualitas bahan baku, teknik kuliner, rasa, konsistensi, dan kelayakan harganya.
Kalaupun kebanyakan restoran dengan rating Michelin Star biasanya sangat mahal.
Itu karena adanya kriteria teknik kuliner dan kualitas bahan baku.
Rating tidak permanen
Rating diberikan dari bintang satu sampai tiga. Bintang satu artinya sangat bagus dan layak dicoba.
Bintang dua artinya luar biasa dan pantas didatangi berkali-kali.
Bintang tiga artinya makanan kelas dunia dan sebaiknya didatangi sebagai perjalanan spesial.
Tahun 1957, Michelin Star menambahkan katagori Bib Gourmand.
Kategori ini diberikan untuk tempat yang diakui memiliki makanan lezat dengan harga murah.
Tahun 2020, ada tambahan kategori Green Star.
Nah, untuk kategori ini diberikan pada tempat makan yang menggunakan prinsip keberlanjutan dalam operasional sehari-hari.
Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/ragam/115308079/michelin-star-sejarah-pengertian-dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa?page=3