Hal tersebut diamini oleh seorang penjaga gerai makanan lain yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Ia mengatakan, meskipun masih tampak pengunjung yang datang ke mal, tetapi jumlahnya tidak seramai biasanya.
"Sebenarnya masih ramai ini, cuma memang tidak seperti biasanya," ungkap dia.
Berdasarkan ingatannya, pengunjung mal tahun lalu pada masa setelah Lebaran masih lebih ramai dibandingkan pengunjung hari ini.
"Kayaknya sih tahun lalu masih lebih ramai," tutur dia.
Sedikit berbeda, Lia (bukan nama sebenarnya) seorang penjaga gerai fesyen menuturkan, pada hari ini sebenarnya pengunjung dapat dibilang ramai.
"Ramai-ramai aja perasaan," ungkap dia.
Namun begitu, kodisi saat ini memang diakui tidak seramai hari libur nasional biasanya. Menurut dia, hal itu disebabkan masih banyak masyarakat yang mudik Lebaran.
"Mungkin masih pada mudik, tapi ini ya ramai enggak, sepi juga enggak," tutup dia.
Sepinya pusat perbelanjaan kerap dikaitan dengan daya beli masyarakat yang melemah. CORE Indonesia mengungkapkan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah semakin terhimpit jelang Lebaran 2025.
Dalam laporan CORE Indonesia yang berjudul Awas Anomali Konsumsi Jelang Lebaran 2025, sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat tidak menunjukkan gairah meski telah menjelang Lebaran.
Secara langsung, pelemahan konsumsi ini dapat dilihat dari tidak nampaknya tren berbelanja untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran.
Bahkan CORE Indonesia melihat hingga pekan ketiga Ramadhan, konsumsi rumah tangga masih lesu. Sebaliknya, ada sinyal kuat bahwa kelompok rumah tangga menengah ke bawah mengerem belanja.
"Kelesuan di bulan Ramadhan dan menjelang hari raya ini adalah sebuah anomali yang menggambarkan ketidakberesan di ekonomi domestik Indonesia," tulis CORE Indonesia dalam laporannya.
Salah satu tanda daya beli masyarakat melemah adalah perlambatan penjualan di beberapa gerai ritel.
Hal itu sejalan dengan melemahnya pertumbuhan transaksi belanja menggunakan ATM dan debit serta kartu kredit.
Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan nilai transaksi belanja menggunakan ATM dan kartu debit pada 2024 terkontraksi sangat dalam 4 persen dibandingkan 2023 yang masih tumbuh 8 persen.
Bahkan angka tersebut lebih rendah dari level saat sebelum pandemi Covid-19 pada 2016-2019 yang mencapai 11 persen.
Tidak hanya itu, pelemahan juga terjadi pada transaksi belanja menggunakan kartu kredit, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat menengah atas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mal Sepi, Benarkah Daya Beli Masyarakat Melemah?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2025/04/02/081238126/mal-sepi-benarkah-daya-beli-masyarakat-melemah?page=all#page2.