Hasil rekaman interview lowongan kerja dapat dipakai perekrut untuk melakukan evaluasi sistem rekrutmen.
Mulai dari evaluasi pertanyaan yang diberikan, hingga jawaban yang disampaikan para kandidat.
Bila pertanyaan kurang bisa membuat kandidat mendeskripsikan skill-nya, pihak perusahaan bisa meningkatkan keterampilan HR untuk mewawancara.
2. Berfungsi sebagai Perlindungan terhadap Kemungkinan Pelanggaran
Merekam proses wawancara juga bisa menjadi bentuk perlindungan hukum bagi perusahaan maupun para kandidat.
Misalnya pewawancara menanyakan latar belakang agama atau hal lain yang diskriminatif, kemudian kandidat melapor.
Pihaknya dapat melaporkan ke pihak berwenang atau perusahaan, dan rekaman wawancara pekerjaan bisa menjadi barang bukti.
Sebaliknya jika ada kandidat menuntut dan perusahaan merasa tidak melakukan, perekrut dapat membela diri menggunakan barang bukti rekaman terkait.
3. Kandidat Lebih Konsisten dalam Wawancara
Biasanya dalam proses rekrutmen, perusahaan akan melakukan lebih dari satu kali wawancara, misalnya dengan HRD dan User.
Untuk satu atau beberapa pertanyaan yang kiranya bakal dipertanyakan, salah satu pihak baik HRD maupun User tidak perlu selalu menanyakannya kepada pelamar.
Kedua pewawancara bisa saling membagikan rekaman hasil interview dengan para kandidat untuk penilaian.
Atau, bisa juga tetap menanyakan pertanyaan yang sama untuk mengetahui konsistensi jawaban dari pelamar lowongan kerja.
Pada intinya, merekam proses wawancara boleh dilakukan atas persetujuan dengan pelamar.
Hendaknya, hasil dari rekaman wawancara juga dipergunakan untuk kepentingan perusahaan dalam mencari kandidat yang dicari sesuai jabatan.
Itulah tadi informasi mengenai boleh atau tidaknya merekam proses wawancara dan apa manfaatnya.
Ya, semoga informasi ini bisa berguna ya.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/533912280/ramai-interview-lowongan-kerja-disiarkan-live-pahami-transparansi-merekam-proses-wawancara?page=all