SONORABANGKA.ID - Zhou Wei, seorang anak yang ahir tahun 1991 di Wutai, Hanzhou, ini mungkin kisahnya cukup mengejutkan banyak orang.
Awalnya Zhou terlahir sebagai anak yang sehat, hingga sesuatu yang buruk terjadi padanya pada saat berusia 6 bulan.
Berawal dari anak normal, Zhou berubah menjadi abnormal, hal itu membuat ibunya khawatir.
Setelah melakukan konsultasi dengan ahli medis, Zhou didiagnosis dengan kondisi cerebral palsy.
Rumah Sakit Universitas Medis Beijing, juga mengdiagnosisnya dengan kondiai hipoglikemia, dan keterbelakangan mental.
Keluarganya sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkannya, namun selalu gagal, sehingga mereka hanya bisa pasrah.
Menurut laporan, Zhou dikatakan sebagai anak dengan IQ rendah.
Karena hal itu, dia selalu diintimidasi, dan banyak sekolah dasar menolaknya, namun ibunya tidak pernah menyerah.
Ketika usia 10 tahun ibunya kembali mengirim ke sekolah dasar, namun lagi-lagi banyak sekolah menolaknya karena IQ nya yang rendah.
Dalam keputusasaan ibunya hanya bisa mengajaknya, untuk membantunya berjualan bahan makanan sekaligus membesarkannya.
Akan tetapi pada saat itulah hal yang tak pernah terduga terjadi, dia selalu cepat dalam menghitung, yang berarti dia cukup berbakat pada bidang matematika.
Namun tahun 2009, keluarganya semakin sedih ketika melakukan tes IQ ternyata Zhou hanya memiliki poin 45.
Seluruh keluarganya pingsan mengetahui hal tersebut, namun kenyataannya masih ada bakat terpendam Zhou yang tidak banyak diketahui orang.
Tahun 2014, dalam program Otak Super, Zhou memberikan jawaban satu menit untuk penghitungan kompleks, perkalian dengan urutan angka 14 digit.
Mengetahui hal itu Xu Zhenli, profesor matematikan di Universitas Shanghai, Jiangtong, terkejut dengan kemampuan anak tersebut.
Zhaou menjadi populer di negeri Tirai Bambu, tetapi semua orang curiga bahwa Zhou mungkin sudah menghafal.
Untuk menemukan misteri di baliknya, Universitas Shanghai dan Universitas Tiongkok Timur meminta Zhou mengikuti tes selama dua hari.
Hasilnya menunjukkan aritmatika Zhou sangat kuat, bahkan dia dianggap lebih kuat daripada orang biasa.
Lembaga Pusat Ilmu Pendidikan kemudian menggunakan teknologi pencitraan otak, untuk meneliti otak Zhou.
Hasilnya menunjukkan amplitudo otak Zhou lebih besar daripada orang dewasa normal, dan otaknya aktif sangat kuat selama melakukan perhitungan.
Wei menggunakan wilayah otak yang berbeda dari rata-rata orang dalam menghitung.
Karena hal itu bakat Zhou akhirnya dikembangkan, dia juga mendapatkan pekejaan yang layak serta kemampuan bahasanya juga ditingkatkan.
5 tahun kemudian, Zhou menjadi orang yang mandiri, dia mengatakan sangat berterima kasih pada ibunya, karena telah membantunya selama ini.
"Dia adalah payung, tempat berlindung bagiku dari angin dan hujan," Zhou mengatakan.