Sepeda Lipat Brompton
Sepeda Lipat Brompton ( Kompas.Com)

Harta, Tahta dan Sepeda. Gengsi Para Penggoes Sepeda Mahal

4 Juli 2020 10:00 WIB

Apalagi di era pandemi Covid-19, untuk menghindari transportasi umum.

"Tapi di Indonesia, Jakarta, jalur sepeda kan masih terbatas, belum menunjang. Tapi orang-orang sini banyak sok-sok-an-nya," kata dia.

"Kalau di luar negeri kan orang memang fungsional, ke rumah sakit, supermarket, dan lain-lain."

"Naik angkutan umum takut, maka transportasi yang kompetitif ya sepeda," sebut dia. 

Yuswohady tak melihat keadaan itu di Indonesia, khususnya Jakarta. "Kan orang tetap naik mobil, angkutan umum, dan sebagainya.

Jadi sepedanya sebenarnya biasa saja," ujar dia. "Tapi kadang ketika terjadi tren global, di sini bukan fungsional, lebih ke gengsinya," tegas Yuswohady.

Yuswohady lalu memperkirakan, fenomena kenaikan harga Brompton akan berlangsung sesaat.Meskipun, secara fungsional, pondasi dari tren bersepeda tergolong kuat.

"Pertama untuk sehat, lalu (kedua) untuk menghindari transportasi dalam kota untuk menghindari Covid-19," sebut dia.

" Segmen ketiga yang karena gengsi. Gengsi juga nggak sepenuhnya gengsi sih, mereka tetap cari sehat juga, naik sepeda.

Tapi aspek gengsinya nanti dipotret, ditaruh Instagram."

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm