"Ngomongnya enggak gengsi, tapi uncinsciously (tak sadar) dia ingin menunjukkan bahwa sepedaku harganya sekian," kata dia.
Dalam konteks ini, secara fungsional kebutuhan bersepeda memang ada. Tetapi, untuk tren yang lebih kental dengan sisi emosional, tak akan bertahan lama.
"Barusan aku survei, tiga prioritas kebutuhan dasar keluarga, makanan, kesehatan dan digital," cetus Yuswohady.
Dari survei itu terlihat bahwa pola pembelanjaan keluarga bergeser, di mana kesehatan menjadi prioritas.
"Makanya, aktivitas kayak yoga, berkebun, bersepeda, yang wellbeing akan meningkat.
Apalagi entertainment hanya bisa home entertainment. Termasuk sepeda." "Jadi sepeda ini sehat, menghindari Covid-19, dan wellbeing dalam rangka untuk hiburan, gengsi.
Jadi dapatnya berlipat-lipat," kata dia lagi. Dengan segala tinjauan tersebut, maka tak mengherankan jika tren sepeda bakal terus berkembang, termasuk market-nya.
"(Tapi) kalau yang berlebih-lebihan enggak akan lama. Market-nya akan grow, dan merek sepeda lokal akan bermunculan menyaingi Brompton itu."
Yuswohady lalu menjelaskan tentang perbedaan segmen pengguna sepeda, berdasarkan kelas ekonominya.
Dia menyebutkan, pada segmen ekonomi bawah, harga barang -dalam hal ini sepeda, akan tergantung persaingan.
Ketika pemainnya banyak, diferensiasinya antara satu sepeda dengan lain bedanya jauh, dia akan cenderung, kalau demand gede harga akan turun,"
"Tapi karena pasarnya gede, volumenya gede, profitnya enggak akan turun karena main di volume.
Itu untuk segmen menengah bawah," tegas dia. Sementara, hal yang berbeda terjadi pada segmen ekonomi atas. Kelompok ini, menurut Yuswohady tak bergantung pada daya beli.
"Berapa pun akan dibeli," sebut dia. "Brompton itu di segmen yang itu, jadi mau dikasih harga berapa pun demand enggak akan turun," kata Yuswohady.
Kalau pun ada merek lain yang membuat model meniru Brompton, maka pasarnya akan cenderung stabil. "Karena kadang orang yang punya duit, kalau enggak mahal, dia enggak mau.
Jadi yang satu gengsi, yang satu lagi value: cari kuatnya, awetnya, modelnya."
"Kalau gengsi, mungkin limited edition dan sebegainya, harga akan cenderung naik terus."
"Jadi satu market kecenderungannya (harga) turun, tapi main volume, yang (segmen) kedua enggak main volume."
"Makin sedikit malah lebih bagus, tapi harga consistently naik terus karena mau harga berapa pun customer akan beli.
Tapi memang marketnya niche, ngga gede." "Mahal itu kan karena nyari eksklusivitas," sebut Yuswohady.
Adapun manfaat bersepeda menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, MSc dan dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, antara lain berikut ini.