SonoraBangka.id - Pemprov Babel kembali menggelar rapat koordinasi (rakor) lanjutan membahas rencana pembangunan Pelabuhan Pangkalan Armada Angkatan Laut dan Peningkatan Kapasitas Pengembangan Alur Pelabuhan Belinyu, pada Selasa (07/07/2020) di Ruang Rapat Tanjung Pendam, Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
Rakor dibuka Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Naziarto.
Dalam pengantar singkatnya, Naziarto menyampaikan kondisi awal alur pelayaran pelabuhan Belinyu serta latar belakang dibutuhkannya dermaga pangkalan Angkatan Laut.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Babel, KA Tajuddin saat memimpin rakor mengungkapkan, pembahasan masih dalam tahap awal penjajakan untuk mendalami berbagai hal dan kajian-kajian. Sehingga diperlukan koordinasi bersama melalui rakor tersebut.
Dalam rakor dilakukan video conference via zoom dengan sejumlah pihak terkait seperti Direktur Operasi Survei dan Pemetaan (Diropssurta) Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Kolonel Laut (KH) Dr. Haris Djoko Nugroho, M.Si, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Jece Julita Piris, QDirektorat Kepelabuhanan Kemenhub Komang, serta Dinas Fasilitas dan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Disfaslanal). II Letiol Putu.
Tajuddin melanjutkan, dalam koordinasi disampaikan sejumlah hal terkait seperti pengembangan pelabuhan harus sesuai rencana induk pengembangan (RIP) pelabuhan, termasuk rencana pengerukan yang akan dilaksanakan nanti.
Ia menuturkan, kegiatan pengerukan akan dilakukan di dermaga Tanjung Gudang Belinyu hingga muara luar Teluk Kelabat, sepanjang sekitar 10 mil. Pendalaman dan pelebaran bertujuan untuk akses bersandarnya kapal cruise sampai 65 ribu Dwt yg membutuhkan draft minimal 9 meter.
Selain itu juga, terangnya, memungkinkan kapal-kapal penumpang dan barang ukuran besar lainnya bisa bersandar tanpa halangan di Pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu.
Untuk kegiatan tersebut diperlukan pendalaman alur-pelayaran. Pengerukan dilakukan pada sisi kiri agar tidak berdampak pada masyarakat sekitar. Sementara pendalaman alur dari titik kontur 10 hingga titik kontur 5 yang direkomendasikan untuk pengerukan. Selaib itu diperlukan juga survei sub bottom profiling.
"Ini hal-hal penting yang dibahas dalam rakor, agar terbentuk satu pemahaman untuk sinergitas pembangunannya nanti," jelas Tajuddin.